Salin Artikel

5 Fakta Perampokan Rumah Lansia, Pelaku Gemetar Saat Ikat Korban hingga Minta Bacakan Doa

Para pelaku masuk dengan menjebol jendela depan rumah sekitar pukul 02.30 WIB dan mengingat pasangan suami istri lansia.

Dari hasil penyelidikan, polisi menemukan sejumlah fakta dari aksi perampokan yang diduga dilakukan oleh tiga pelaku ini.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Purbalingga, Iptu Gurbacov dan putri pertama para korban, Muliah Aryani (59) mengungkapkan fakta-fakta tersebut kepada Kompas.com:

1. Korban pasangan suami istri

Muliah mengungkapkan, para korban merupakan orangtuanya.

Saat para perampok masuk, ibu Muliah tengah beraktivitas di dapur, sementara ayahnya masih sibuk dengan ponselnya di dalam kamar.

“Katanya sekitar jam setengah tiga, saat itu ibu sudah bangun, lagi aktivitas di dapur. Ayah sudah sempat bangun juga, lagi main HP, tapi pas mau keluar kamar tidak bisa buka pintu, dari luar sudah ada yang jagain,” katanya.

2. Korban disekap dan dipukul

Ibu Muliah yang saat itu sedang berada di dapur disekap oleh perampok. Tangan dan kakinya diikat, sementara mulutnya diselotip.

Para pelaku bahkan tidak segan memukul meski korban sudah lanjut usia. Hal ini dibuktikan dengan luka terbuka di dahi dan lebam di pipi ibu Muliah.

“Ibu ada luka berdarah di jidat dan lebam di pipi. Ayah diikat pakai tali semacam tali sepatu agak besar dan diancam oleh pelaku,” ujarnya.

3. Gasak emas 1,34 ons dan sertifikat tanah

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Purbalingga, Iptu Gurbacov mengungkapkan, setelah menyekap kedua korban, para pelaku menjarah isi lemari kamar.

Kawanan ini menggasak perhiasan emas 1,34 ons beserta surat-suratnya, uang tunai, sertifikat tanah, dan ponsel.

4. Gemetar dan minta korban baca bismillah

Saat melakukan aksinya, satu pelaku justru gemetar saat mengikat ibu Muliah.

Pelaku tersebut juga meminta korban untuk membaca bismillah dan berdoa agar selamat.

"Saat akan mengikat korban, pelaku gemetaran sambil menenangkan korban, bahkan meminta korban untuk membaca basmallah," ujar Gurbacov.

"Udah bu santai saja, baca basmallah ya bu, engga papa kok," lanjutnya menirukan omongan pelaku.

5. Kirim kabar ke grup WA keluarga dan voice note ke anak korban

Setelah berhasil menggasak sejumlah harta benda dari rumah korban, para pelaku meninggalkan korban dengan keadaan masih terikat.

Namun anehnya, salah satu pelaku yang memegang telepon genggam korban membuka grup WhatsApp keluarga korbannya untuk memberi kabar.

"Lucunya pelaku memakai HP korban untuk mengirim wa kepada WA Grup keluarga korban untuk memberi kabar bahwa ada perampokan," kata Gurbacov.

Anak pertama korban yang melihat pesan dari nomor ayahnya merasa khawatir dan berusaha menelepon, tapi tak diangkat oleh pelaku.

"Awal saya tahu itu bapak kirim pesan ke grup percakapan keluarga, pesannya hanya 'ada orang kerampokan'. Saya telepon enggak diangkat. Kemungkinan itu yang kirim pesan perampoknya," ungkap Muliah.

Meski tidak diangkat, satu pelaku justru mengirimkan pesan suara ke anak korban.

Dalam pesan suara tersebut, terdengar jelas suara pelaku memberi tahu bahwa keluarganya sedang dirampok.

"Ini keluarga korban, tolong ini yang punya hp lagi kerampokan," tutur pesan suara itu.

Polisi masih mendalami kasus ini. Polres Purbalingga bersama Tim Inafis dan K-9 telah melakukan olah TKP untuk mengumpulkan fakta-fakta kejadian.

Ditanya soal jaringan sindikat atau keterlibatan orang terdekat, Gurbacov belum bisa memastikan.

"Semua kemungkinan bisa saja terjadi tapi saat ini kami masih mendalami. Tapi untuk modus kami sudah ada gambaran," ucap dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/26/093357578/5-fakta-perampokan-rumah-lansia-pelaku-gemetar-saat-ikat-korban-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke