Salin Artikel

Banjir di Karawang, Salah Satu Desa Sudah 7 Kali Terendam

Tahun ini, Desa Karangligar sudah 7 kali kedatangan banjir.

Ami (52), warga Dusun Pengasinan, Desa Karangligar mengatakan, banjir datang sekitar pukul 06.00 WIB.

Ia dan suaminya kemudian memutuskan mengungsi saat ketinggian air semakin naik.

"Pukul 15.00 WIB, air hampir 1 meter, kami mengungsi ke sini, rumah saudara," ujar Ami saat ditemui Kompas.com di Desa Karangligar, Selasa malam.

Ami tak mengira air setinggi itu. Ia baru sempat mengamankan separuh barang-barang.

Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh mengakui bahwa Desa Karangligar sudah 7 kali dilanda banjir sejak Februari 2021.

Banjir kali ini juga merendam 2 desa lainnya yang berdampak bagi sekitar 110 rumah warga.

Rinciannya, di Desa Mulyajaya terdapat 33 rumah terendam banjir, dengan ketinggian hingga 150 sentimeter. Warga yang terdampak sebanyak 160 orang dari 40 kepala keluarga (KK).

Lalu, Desa Mekarmulya ada 42 rumah yang terendam banjir dengan ketinggian air sekitar 90 sentimeter. Warga yang terdampak sebanyak 152 orang dari 48 KK.

Kemudian di Dusun Pengasinan, Desa Karangligar, sebanyak 35 rumah terendam banjir dengan ketinggian air sekitar 10 sentimeter hingga 50 sentimeter.

Warga yang terdampak sebanyak 130 orang dari 41 KK.

"Tahun ini, banjir di sini (Desa Karangligar) sudah tujuh kali," ujar Aep saat meninjau lokasi banjir.

Aep menyebut, banjir terjadi akibat luapan Sungai Cibeet dan Sungai Citarum.

Seperti diketahui, hujan deras turun di Karawang maupun di daerah hulu dua sungai itu, seperti Purwakarta, Bogor dan Cianjur.

"Dampak dari naiknya (debit air) Sungai Cibeet dan limpasan Sungai Citarum," ujar Aep.

Aep mengatakan, Pemkab Karawang berupaya mempercepat solusi terbaik bagi wagi warga.

Pemkab Karawang juga meminta bantuan pemerintah pusat, mengingat kapasitas pemerintah daerah terbatas.

"Bendungan Cibeet di Bogor itu (antisipasi) untuk hulunya. Kita di hilir juga perlu percepatan. Kami ada pengerjaan (normalisasi) di beberapa titik," ujar dia.

Aep pun mengaku akan menindaklanjuti hasil kajian pada 2017 lalu yang menyebut ada penurunan permukaan tanah di Desa Karangligar.

Untuk itu, perlu dilakukan kajian lebih lanjut.

Saat ini, menurut Aep, pihaknya fokus pada harapan masyarakat yang terdampak, seperti bantuan khusus bagi balita.

"Kita memikirkan apa yang menjadi keluhan masyarakat, seperti bantuan kebutuhan balita," ujar dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/25/215929578/banjir-di-karawang-salah-satu-desa-sudah-7-kali-terendam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke