Bocah 12 Tahun Tewas dalam Karung, Ayah: Kami Pergi Beribadah, MS Tak Ikut...

Ia ditemukan di bawah pohon pala di kawasan perkebunan Desa Koha Induk, Jaga Satu, Kecamatan Mandolang.

Korban diduga dibunuh karena ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya.

Oleh ayah sempat diajak ibadah'

Ayah korban, Edy Sulu bercerita ia sempat mengajak MS dan adik perempuannya yang berusia 6 tahun untuk beribadah kolom pada Selasa (18/5/2021).

MS merupakan anak ke enam dari tujuh bersaudara.

Namun saat itu, MS tidak ikut dan meminta uang untuk beli sosis. Edy pun mengabulkan permintan anaknya dan ia pergi beribadah hanya dengan adik MS.

"Malam itu, saya mengajak MS bersama adiknya untuk ke ibadah kolom. Tapi MS tidak ikut dan hanya meminta uang Rp 3.000 untuk membeli sosis," kata Edy saat diwawancara di rumah duka, Jumat (21/5/2021) malam.

Saat pulang ibadah, Edy tak bertemu dengan MS. Dari informasi yang Edy dapatkan, Sela keluar dari rumah pada Selasa (18/5/2021) sekitar pukul 18.00 Wita.

Menurutnya korban sempat bertemu kakaknya Arlando Sulu yang sedang bermain dengan temannya.

"Kakaknya sudah menyuruhnya pulang, namun dia tak mau pulang," jelas Eddy.

Setelah sudah larut malam korban tidak kunjung pulang ke rumah sampai besok paginya hari Rabu tanggal 19 Mei 2021.

"Kami langsung adakan pencarian bersama saudaranya, namun tidak menemukan sampai hari Kamis tanggal 20 mei 2021 dan akhirnya kami lanjut melakukan pencarian di bantu oleh masyarakat Koha,” ucapnya.

Ia pun kemudian berinisiatif mengajak warga untuk mencari MS.

Ada sekitar sembilan warga yang mencari MS. Mereka berpencar mencari MS di kawasan perkebunan.

Saat itu warga yang bernama Andi Tumewu menemukan karung di bawah pohon pala.

Karena penasaran, mereka pun membukanya. Betapa terkejutnya mereka saat melihat kaki manusia di dalam karung yang ternyata MS dalam kondisi tewas.

Jasad MS yang ditemukan dalam karung membuat heboh warga di Sulut. Foto dan video penemuan mayat itu viral di media sosial Facebook hingga WhatsApp grup. Tewasnya MS menyisahkan duka mendalam bagi keluarga besar.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Skivo Marcelino Mandey | Editor : Aprillia Ika)