Salin Artikel

20 Jam Pegang Akar Pohon, Ini Cerita Leonard yang Terpeleset dan Terseret Arus hingga Masuk ke Goa

Setelah bertaham hampir seharian di dalam gua, Leonard berhasil diselamatkan oleh seorang anggota polisi.

Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (16/5/2021) sekitar 15.40 WITA saat Leonard dan keluarganya sedang rekreasi di Kali Bileno.

Tak sengaja ia menginjak batu yang licin hingga jatuh dan terseret air. Lalu tubuhnya tersedot masuk ke dalam pusaran air hingga masuk ke dalam gua.

Leonard bercerita saat masuk ke dalam gua, tangan kirinya langsung memegang akar pohon dan dia bertahan dalam posisi yang sama hampir selama 20 jam.

Ia mengaku saat itu takut ditinggalkan mama dan keluarganya. Selama semalaman ia tak tidur dan terus berdoa agar tidak terjadi hal buruk padanya.

"Begitu terseret air saya masih minta tolong kepada teman, tapi karena arus cukup deras saya langsung jatuh ke gua. Tangan kiri saya langsung memegang akar pohon, dalam hati saya takut mama bersama rombongan meninggalkan saya sendiri dia dalam," tutur Leonard.

Setelah 20 jam bertahan dengan hanya memegang akar pahon, Leonard berhasil diselamatkan oleh Aipda Joel Bolang.

Joel Bolang adalah anggota polisi dari Dirpolair Polda NTT yang ditugaskan untuk mencari korban.

"Saya pun tidak lupa berdoa meminta Tuhan menolong saya dan tetap bertahan memegang akar pohon sampai om Joel datang dan menolong saya," sambung dia.

Ia kemudian berangkat bersama dua rekan penyelam Dirpolair Polda NTT ke lokasi dengan membawa peralatan seperlunya dan tiba di lokasi pada Senin (17/5/2021) dini hari.

Senin pagi, tim penyelam dan Basarnas mulai mencari keberadaan Leonard. Joel bercerita mereka sempat melakukan survei medan.

Mereka melakukan tiga kali penyelaman, namun gagal karena arus sungai dan jarak pandang yang terbatas.

“Setelah melakukan survei terhadap medan, tiga kali kami melakukan penyelaman, namun gagal karena arus sungai dan juga jarak pandang terbatas cuma satu jengkal tangan," kata Joel.

Pada penyelaman keempat, Joel berhasil melewati arus yang besar. Ia kemudian berusaha mencari ruangan di bawah air terjun karena ada kemungkinan korban tersangkut di celah batu dalam gua.

"Kami pun berusaha mencari apakah, ada ruangan di bawah air terjun. Setelah melakukan penyelaman yang ke empat kalinya saya sendiri yang berhasil melewati arus yang besar dan berupaya mencari kemungkinan adanya ruangan dimanfaatkan oleh korban atau tersangkut di celah-celah batu tersebut," sambungnya.

Ternyata perkiraan Joel benar. Setelah dua meter di dalam gua, ia menemukan kaki di atas kepalanya.

Ia sempat mengira kaki itu adalah rekannya sesama penyelam. Namun saat ditarik, kaki tersebut tak merespons sehingga Joel menyimpulkan kaki itu milik korban yang sudah meninggal.

Karena tak ad respons, Joel kembali menarik kaki itu. Tak lama kemudian kaki tersebut bergerak dan Joel langsung naik ke permukaan.

Ia mengaku senang dan terharu saat melihat Leonard masih hidup. Bocah 11 tahun tersebut terlihat kedinginan sambil bertahan memegang akar pohon.

“Saat saya tarik kakinya, tapi diam saja tidak ada respon. Dalam hati saya bilang ini pasti korban yang sudah meninggal. Saya mencoba menarik sekali lagi kaki tersebut, tiba-tiba ada gerakan, sehingga saya langsung senang karena ternyata korbannya masih hidup," kata Joel.

Ia kemudian mengajak Leonard berbicara untuk mengembalikan kesadaran dan mental korban yang terlihat trauma.

Dalam kondisi tersebut, Joel mengaku ada beberapa pilihan untuk menyelamatkan Leonard karena tidak ada jalan keluar yang mudah dari lokasi tersebut.

Ia mengatakan di atas gua tersebut adalah air. Joel sempat berpikir akan meninggalkan Leonard untuk mencari bantuan.

Namun rencana itu ia batalkan karena takut sang anak berpikir jika ia meninggalkannya sendiri.

Akhirnya dia memilih untuk membawa Leonard keluar dengan cara mengajarinya menggunakan regulator cadangan yang ada di alat selam.

Leonard lalu berpegangan pada rompi selam dan kakinya melingkar dipinggang Joel.

"Kami berdua loncat ke dalam air dan sempat melewati pusaran hingga akhirnya ke permukaan air sudah banyak orang yang menunggu kedatangan kami," kata Joel.

Seperti Leonard, kedua orangtua bocah itu tak henti mengucap terima kasih ketika Direktur Polair Polda NTT Kombes Pol Andreas Heri Susi Darto, beserta anggotanya Aipda Joel Bilang berkunjung ke kediaman mereka, Rabu (19/5/2021).

“Kami atas nama orangtua dari anak Leon (Sapaan akrab Leonard) mengucapkan terima kasih kepada Polda NTT dalam hal ini jajaran Ditpolair Polda NTT khususnya kepada anggota Aipda Joel Bolang," ujar Jidon Laimeheriwa Ayah kandung Leonard.

Jidon menyebut, Aipda Joel sudah bersusah payah menembus arus yang deras, hingga bisa menemukan anaknya.

"Begitu ketemu Leon masih diajarkan juga bagaimana menggunakan regulator dan membawa anak kami keluar dari gua melewati pusaran air yang cukup deras."

"Tak henti-hentinya kami ucapkan terima kasih banyak untuk keselamatan yang diberikan bagi anak kami, Aipda Joel merupakan perpanjangan tangan dari Tuhan dalam menyelamatkan anak kami" ujar Jidon

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Sigiranus Marutho Bere | Editor : Pythag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2021/05/20/164400978/20-jam-pegang-akar-pohon-ini-cerita-leonard-yang-terpeleset-dan-terseret

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke