Salin Artikel

Tradisi Kolak Ayam, Wasiat Sunan Dalem yang Dipertahankan Warga Desa Gumeno Gresik

Biasanya, tradisi ini dilaksanakan warga Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Gresik, pada hari ke-22 Ramadhan.

Menu kolak ayam dimasak warga secara bersama di halaman belakang atau dapur Masjid Sunan Dalem, Gumeno.

Makanan yang diracik sedemikian rupa, nantinya dinikmati secara bersama-sama di masjid. Makanan itu disantap setelah melantunkan shalawat, ayat suci Al Quran, dan doa.

"Untuk menjaga pelestarian kolak ayam ini agar tetap ada. Namun pelaksanaan berbeda karena dibatasi, hanya baca shalawat, yasin dan tahlil sebelum berbuka secara bersama di masjid," ujar ketua pelaksana agenda kolak ayam 2021, Ahmad Su'udi saat ditemui di lokasi, Selasa (4/5/2021).

Su'udi menjelaskan, untuk pelaksanaan tradisi kolak ayam dibatasi sesuai penerapan protokol kesehatan. Karena jumlah peserta dibatasi, panitia menyembelih 125 ekor ayam untuk disajikan pada tahun ini.

"Mungkin ada penurunan sekitar 50 persen (dibanding sebelum ada Covid-19), sebab sebelumnya hampir 300 porsi. Sekarang ini kita cuma 150 porsi," ucap dia.

Selama penyelenggaraan tradisi ini, panitia dan warga telah menerapkan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak, mencuci tangan, memakai masker, dan lainnya.

"Untuk tamu dari luar kita batasi, harapannya jangan sampai membludak. Tapi tamu dari luar daerah tetap kami kasih kesempatan untuk bisa menikmati buka puasa bersama kita," kata Su'udi.

Asal usul tradisi kolak ayam

Salah seorang warga Desa Gumeno, Didik Wahyudi, menceritakan asal usul tradisi kolak ayam yang masih rutin digelar warga hingga saat ini.

Menurutnya, tradisi ini bermula ketika Sunan Dalem, putra kedua Sunan Giri, mengalami sakit parah. Saat itu, Sunan Dalem berada di sekitar Desa Gumeno. 

"Awal mulanya, kita tidak bisa lepas dari sejarah Desa Gumeno. Pada waktu itu ada kabar Giri Kedhaton mau diserang oleh Adipati Malang Selatan. Pada waktu itu yang memerintah Giri Kedhaton adalah Sunan Dalem, anak kedua dari Sunan Giri tapi kemudian ke sini di Desa Gumeno untuk menghindari peperangan," kata Didik.


Sunan Dalem yang beberapa bulan tinggal di wilayah Desa Gumeno lalu mendirikan masjid yang dinamai sesuai namanya. Namun, setelah masjid itu berdiri, Sunan Dalem jatuh sakit.

Berdasarkan cerita turun-temurun yang diterima Didik, sakit yang diderita Sunan Dalem cukup parah. Sunan Dalem pun berusaha mendatangi sejumlah tempat untuk mencari obat.

Namun, usahanya belum membuahkan hasil. Hingga akhirnya, Sunan Dalem berdoa minta kesembuhan kepada Allah SWT.

"Beliau kemudian diberi hidayah melalui mimpi bertemu dengan Sunan Giri dan diberi wasiat untuk membuat sebuah masakan yang terdiri dari ayam, jinten, gula merah, kelapa (santan) dan daun bawang, yang kita namakan kolak ayam atau sanggring," kata Didik.

Sunan Dalem meneruskan wasiat itu kepada para santri dan warga Desa Gumeno yang telah sepakat menjadi pengikutnya. Wasiat itu pun masih dijaga sampai sekarang.

"Waktu itu Sunan Dalem di sini hanya delapan bulan, setelah itu beliau kembali menjadi Raja di Giri Kedhaton dan tidak ada turunan di sini. Hanya santri, turunannya (santri) yang ada di sini. Itu sebenarnya juga obat, daun bawang, jinten, itu semua juga obat," ucap Didik.

Untuk melestarikan tradisi ini hingga anak-cucu, warga Desa Gumeno juga selalu melibatkan generasi muda dalam setiap kegiatan.

Anak-anak yang ada di desa diberikan wawasan seputar tradisi kolak ayam, sehingga menjadi satu tradisi yang akan terus bertahan di tengah gerusan kemajuan Gresik sebagai kota industri.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/04/192014578/tradisi-kolak-ayam-wasiat-sunan-dalem-yang-dipertahankan-warga-desa-gumeno

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke