Salin Artikel

Kisah Kolonel Iwa, Mengelus KRI Nanggala-402 dan 53 Kru Kesayangan

Iwa selalu mengelus badan kapal selam, bagai seorang kakak mengelus kepala adiknya.

Iwa yang pernah betugas di KRI Nanggala-402 juga menganggap 53 kru yang gugur adalah para anak kesayangannya.

Para kru KRI Nanggala-402 tersebut selalu mendatangi Kolonel Iwa.

Bahkan para prajurit TNI Angkatan Laut itu selalu bergantian mengantarkan Iwa dari Surabaya ke Tasikmalaya, Jawa Barat, sebelum Iwa sakit parah.

Hal tersebut disampaikan Ibu kandung Iwa, Momoh (83) kepada Kompas.com di kediamannya di Tasikmalaya, Sabtu (1/5/2021).

"Dia (Kolonel Iwa) sangat menyayangi kapal selam seperti adiknya sendiri. Yang kemarin kejadian 53 orang kru Nanggala itu, setiap saat selalu pulang-balik mengunjungi Iwa. Seperti ada yang bilang mau nikah dan konsultasi," ujar Momoh.

Hubungan dekat dengan kru dan kapal selam

Sebelum KRI Nanggala-402 tenggelam, menurut Momoh, sejumlah kru kapal selam juga datang mengunjungi Iwa.

"Mereka juga gantian antar Iwa pulang ke Tasikmalaya karena sudah enggak bisa pakai kereta. Mereka anak kesayangan Iwa," ujar Momoh yang juga Ibu kandung mantan Kapolda Jabar, Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan.


Momoh menceritakan, saat KRI Nanggala-402 mengalami kecelakaan, Iwa tak bisa tidur.

Ia pun menemani anaknya yang terbaring sakit tak berdaya dan tak bisa bicara tersebut.

Momoh meminta Iwa untuk tidak terlalu memikirkan kejadian tersebut, karena kondisinya yang juga sedang sakit berat.

Namun, Iwa tetap saja menangis dan ingin mendapatkan setiap informasi rinci terkait perkembangan kapal selam dan kru yang hilang kontak.

"Saat itu, Ibu juga enggak bisa tidur. Ibu minta ke Iwa jangan terlalu berpikir keras kejadian itu, tapi Iwa kekeh. Dan kalau Iwa tidak sakit, mungkin sama tidak selamat. Pak Iwa enggak bisa bilang apa-apa saat itu," kata Momoh sembari mengusap air mata saat bercerita.

Momoh saat ini hanya berharap anaknya tersebut sembuh kembali dan aktif lagi mengemban tugas dan amanat negara.

Saat ini, Iwa sengaja mengambil cuti dari pekerjaannya karena kondisi kesehatannya yang sakit parah dan sedang dalam pengobatan.

"Saya mau Iwa sembuh. Iwa itu baru cuti 1,5 tahun. Kalau saat dia berlayar, Ibu selalu minta Iwa selamat dan dibacakan surat hidir," kata dia.

Beberapa pekan sekali, Iwa selalu dibawa ke Jakarta untuk mendapatkan perawatan demi mengobati penyakit paru-parunya yang banyak terkontaminasi zat besi saat mengemban tugas di kapal selam.

"Iwa terlalu lama berlayar di kapal selam dan terserang paru-paru. Sengaja tak di rumah sakit TNI dan diminta oleh adik kandungnya. Badannya juga kurus banget," kata dia.

Sementara itu, Heni Hunaeni (62), Ibu mertua Kolonel Iwa pun bercerita bahwa anaknya dan menantu telah menjual rumah pribadinya di daerah Parakan Honje (Parhon) Indihiang untuk biaya berobat selama ini.

Sejak beberapa tahun lalu, sang kolonel beserta istri dan anaknya kini tinggal di rumah gang sempit bersama mertuanya tersebut.

"Kalau rumahnya dulu ada, tapi bukan di Jati, di Parhon itu. Itu sudah lama dijual untuk berobat Pak," kata Heni.

Heni sempat merasa khawatir, karena pasca kejadian yang menimpa KRI Nanggala-402,  banyak sekali tamu yang datang untuk menjenguk dan sekadar menanyakan kondisi menantunya tersebut.

"Saya takut nanti malah jadi pikiran dan kasihan sedang sakit. Takut jadi pikiran kenapa jadi ramai begini, pada tahu anak saya sakit. Banyak orang yang datang ke sini," ujar Heni.

https://regional.kompas.com/read/2021/05/02/062324978/kisah-kolonel-iwa-mengelus-kri-nanggala-402-dan-53-kru-kesayangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke