MAMASA, KOMPAS.com – Pemuda kristen di Mamasa, Sulawesi Barat, yang tergabung dalam komunitas Sanggar Seni Wai Sapalelean melantunkan shalawat badar dengan alat musik bambu (pompang).
Lantunan musik bambu yang indah dan merdu sengaja dilantunkan sebagai hiburan bagi umat Islam di Mamasa dalam menyambut buka puasa.
Lantunan musik pompang dari puncak bukit ini terdengar syahdu dan menenangkan jiwa.
Menurut Adithia Ricci, lantunan shalawat badar sengaja dipersembahkan sebagai bentuk solidaritas terhadap umat Islam di Mamasa yang tengah menjalankan ibadah puasa.
“Mulanya hanya iseng melempar ke media sosial, dan ternyata disambut luar biasa. Banyak netizen yang memberikan apresiasi positif. Kami tentu saja bangga bisa menjadi bagian yang ikut membangun semangat toleransi umat beragama di Mamasa,,” jelas Adithia Ricci
Sebelumnya, komunitas seniman tradisional mamasa ini hanya iseng pertama kali melantunkan shalawat badar menggunakan musik bambu dan diunggah di media sosial Facebook.
Tak diduga, hal tersebut ternyata mendapat respons positif dari warganet.
Komunitas seniman muda ini hanya beberapa kali latihan sudah bisa melantunkan shalawat badar yang indah.
Adithia berharap, musik tradisional Mamasa bisa menjadi sarana dalam membangun solidaritas dan kerukunan antara umat beragama tetap lestari dan terpelihara di bumi kondosapata Mamasa.
https://regional.kompas.com/read/2021/04/30/163125678/indahnya-toleransi-di-mamasa-sanggar-seni-wai-sapalelean-lantunkan-shalawat
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan