Salin Artikel

Terdeteksi Pergerakan di Bawah Air, Kapuspen: Tak Cukup Data untuk Identifikasi sebagai Kapal Selam

Riad mengatakan, KRI RE Martadinata 331 memang melaporkan telah mendeteksi pergerakan di bawah air dengan kecepatan 2,5 knot.

Namun, kontak tersebut kemudian hilang.

Riad menegaskan bahwa temuan tersebut belum bisa dijadikan dasar bahwa pergerakan berasal dari KRI Naggala-402.

"Sehingga masih tidak cukup data untuk mengidentifikasi kontak dimaksud sebagai kapal selam," ujar Riad saat konferensi pers, Kamis (22/4/2021).

Riad meminta berbagai pihak untuk tidak membuat analisis yang belum dipastikan kebenarannya.

Diberitakan sebelumnya, kapal selam milik Indonesia yaitu KRI Nanggala-402 hilang kontak pada Rabu (21/4/2021) pagi.

Kapal ini merupakan salah satu kapal selam yang resmi menjadi bagian dari alat utama sistem pertahanan (alutsista) Indonesia pada 1981.

Hilang kontaknya kapal selam buatan Jerman ini dibenarkan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.


Berdasarkan keterangannya, KRI Nanggala-402 diperkirakan hilang di perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali, Rabu.

Kronologinya, pada pukul 03.64, KRI Nanggala melakukan penyelaman.

Kemudian pada pukul 04.00 melaksanakan penggenangan peluncur terpedo yang merupakan kontak terakhir dengan kapal selam tersebut.

"Penenggelaman peluncur terpedo nomor 8 yang merupakan komunikasi terakhir dengan KRI Naggala pada pukul 04.25," ujar Riad saat konferensi pers, Kamis (22/4/2021).

"Pada saat komandan gugus tugas latihan memberikan otoritas penembakan terpedo, di situlah komunikasi Naggala terputus," kata Riad menambahkan.

Saat ini lima KRI dan satu heli telah diterjunkan untuk melakukan pencarian dengan kekuatan 400 orang.

"KRI Rigel juga sekarang bergerak," ujar Riad.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/22/095614278/terdeteksi-pergerakan-di-bawah-air-kapuspen-tak-cukup-data-untuk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke