Salin Artikel

Ganjar Nyalakan Kembali Api Abadi Mrapen

Dalam kegiatan tersebut puncaknya Ganjar menyalakan kembali titik Api Abadi Mrapen menggunakan obor dengan didampingi Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng Sujarwanto Dwiatmoko, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jateng Sinoeng Nugroho Rachmadi dan Sekda Grobogan Moh Sumarsono. 

Diketahui, api biru legendaris yang telah berkobar dari masa ke masa tersebut padam pada September 2020.

"Tolong dirawat dan dilestarikan bersama mengingat Api Abadi Mrapen adalah aset serta menyimpan sejarah yang luar biasa. Siapapun jangan mengebor sumur sembarangan tanpa izin pemerintah yang justru berujung mengakibatkan kebocoran gas dan memengaruhi nyala Api Abadi Mrapen," tegas Ganjar.

Sebelum menyalakan api abadi mrapen secara seremonial, Ganjar beserta jajarannya berjalan berkeliling mengecek kesiapan beberapa fasilitas pendukung yang berperan mengaktifkan kembali nyala Api Abadi Mrapen.

Peralatan tersebut di antaranya yaitu lubang pengeboran gas, separator dan kompresor.

Sujarwanto mengatakan, pascapadam enam bulan lalu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menginstruksikan upaya penyelamatan Api Abadi Mrapen.

Tim Dinas ESDM Provinsi Jateng beserta ahli geologi selanjutnya diterjunkan untuk melakukan kajian mencari titik gas menggunakan soil resistivity (geolistrik) atau alat untuk mengukur lapisan tanah dan menampilkan jebakan-jebakan atau jalur gas alam yang hasilnya akan tampak dalam bentuk tiga dimensi.

Klimaksnya bisa ditentukan titik mana yang paling besar untuk dieksploitasi atau dimanfaatkan.

Gas dari titik yang paling besar tersebut kemudian disalurkan dengan menggunakan pipa ke lokasi destinasi wisata api abadi Mrapen.

"Secara teknis, kami berupaya keras dari bulan Februari, Maret dan April. Dan pada pekan pertama bulan ini sudah rampung hingga Api Abadi Mrapen bisa menyala seperti semula," kata Sujarwanto.

Selain juga melalui pemetaan geologi permukaan dan pengukuran geolistrik tiga dimensi ke bawah yang bertujuan untuk meyakini sekali lagi adanya sumber reservoir, yang menjebakkan gas di bawah permukaan tanah.

Sebagai catatan, reservoir adalah tempat menyimpan barang-barang cadangan seperti air dan bahan bakar gas.

"Akhirnya kita meyakini cebakan gas dan pola distribusi (aliran) gas. Dari proses itu lalu kita melakukan pengeboran yang bersifat ekplorasi," jelasnya.

Realisasinya ada dua titik pengeboran di sekitar kompleks Api Abadi Mrapen dengan kedalaman 40 meter yang berujung memicu semburan air bercampur gas (blow out).

Hanya saja setelah ditangani, tekanan gas justru melemah. 

Tim Dinas ESDM Provinsi Jateng lantas berupaya melakukan pembersihan dan pengeboran lebih dalam hingga kedalaman 42 meter.

"Akhirnya pada kedalaman 42 meter, tekanan kuat dan kemudian dibersihkan sumurnya. Kita orientasikan aliran fluida-nya yang kemudian dikuti oleh aliran gas," sambungnya.

Dari situlah, Dinas ESDM Provinsi Jateng meyakni gas yang berada di aliran bawah permukaannya terorientasi kembali ke satu titik bor.

Kemudian, salah satu sumur bor dibersihkan karena tercatat memiliki tekanan yang lebih tinggi.

"Sehingga, reservoir-nya bersih dan gasnya mengalir kuat di satu tempat. Kami gunakan titik pengeboran untuk dialirkan dan menyalakan kembali Api Abadi Mrapen. Diperkirakan api akan abadi kembali dengan melimpahnya gas," pungkas Sujarwanto.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/20/162530378/ganjar-nyalakan-kembali-api-abadi-mrapen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke