Salin Artikel

Kesaksian Istri Guru yang Tewas Ditembak KKB, Selamat karena Sembunyi 5 Jam di Kamar Mandi: Pintunya Ditendang 2 Kali

Istri Oktovianus yang bernama Natalina, menceritakan bagaimana dirinya selamat dalam insiden mencekam di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, beberapa hari yang lalu.

Namun sayang, tak hanya nyawa suaminya yang terenggut, barang-barang milik Natalina pun dirampas oleh KKB dalam insiden tersebut.

Di kamar mandi, Natalina bersembunyi sekitar lima jam, yaitu pukul 09.00 WIT sampai 14.00 WIT.

Saat itulah kejadian mendebarkan terjadi. Orang-orang bersenjata diduga KKB masuk rumah dan menendang pintu kamar mandi.

“Di kamar mandi tempat kami sembunyi masih sempat ada orang masuk mengobrak-abrik pakai parang, dia tendang kamar mandi tetapi tidak tembus, hanya menendang 2 kali dan kami di dalam hanya diam berdoa sambil SMS teman yang lain,” ujar Natalina saat dikonfirmasi, Senin (12/4/2021).

Betapa terkejut Natalina saat melihat suaminya sudah terkapar dan sekarat.

“Setelah saya lihat sudah sunyi, sudah tidak ada orang, saya keluar dari kamar tempat saya sembunyi melihat almarhum sudah terkapar di depan, dia sudah lipat kaki dan telentang, kasihan. Saat itu saya masih sempat panggil, Papa Iyan bangun... Papa Iyan bangun tapi saya masih lihat dia punya mata terputar, mungkin dia masih lirik saya atau bagaimana,” kata Natalina.

“Tak ada barang yang kami selamatkan di rumah, Ponsel milik almarhum dan milik saya diambil, uang diambil, perhiasan diambil, semua diambil, pakaian dan barang-barang lainnya terhambur tapi biarlah saya sudah tidak peduli yang penting kami selamat dan kami pergi dengan berjalan kaki sampai di Koramil,” tutur Natalina pilu

Natalina pun kebingungan karena jasad suaminya tak bisa dibawa ke rumah duka di Lembang Sa'dan Pebulian, Kecamatan Sa'dan, karena bandara dikuasai KKB.

Kelompok itu meminta tebusan hingga Rp 500 juta.

“Kami menangis sampai besoknya dan menunggu pesawat tetapi tidak masuk karena bandara sudah dikuasai oleh KKB. Besoknya lagi tidak bisa lagi karena mereka meminta tebusan Rp 5 juta dan kami sanggupi dengan cara kumpul uang namun dia malah menolak dan meminta Rp 20 juta. Begitu terkumpul Rp 20 juta ia menolak lagi, besoknya dia minta Rp 500 juta, kami semua pusing mau ambil di mana,” ungkap Natalina.

Setelah ditebus Rp 500 juta dan uang sampai di tangan KKB maka mereka bisa mengontak pesawat di Ilaga untuk mengevakuasi jenazah.

“Jadi kami terbang dari Beoga sekitar jam 12.00 WIT, itupun kondisi sudah berkabut dan yang bisa dievakuasi hanya jenazah dan keluarganya, yang lain kasihan masih tinggal di sana,” sebut Natalina.

Jenazah Yonathan Randen tiba di rumah duka Tongkonan Ra'be, Lembang Batulimbong, Kecamatan Bangkelekila' dengan disambut tangis histeris keluarga korban.

Istri almarhum Yonathan juga tak kuasa menahan kesedihannya sampai pingsan berkali–kali.

Kedatangan jenazah merupakan momen pertama kali sang anak yang berusia 2,5 tahun melihat ayahnya.

Namun sayang ayahnya datang dengan kondisi tak bernyawa.

Adapun kedua jenazah korban penembakan KKB tiba di Toraja setelah diberangkatkan dari Timika menggunakan pesawat hingga ke Bandara Hasanuddin Makassar.

Kemudian perjalanan dilanjutkan melalui darat menggunakan ambulans ke Kabupaten Toraja Utara.

Sumber: Kompas.com (Kontributor Kompas TV Luwu Palopo, Amran Amir | Editor: Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2021/04/14/074111978/kesaksian-istri-guru-yang-tewas-ditembak-kkb-selamat-karena-sembunyi-5-jam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke