Akibatnya, rumah warga terendam bahkan ada yang sampai terbawa hanyut.
Warga pun harus menyelamatkan diri ke rumah saudara hingga terpaksa bertahan di atap rumah menunggu dievakuasi.
Air diduga berasal dari wilayah Tambora.
Terlihat dari video amatir warga, air bercampur lumpur mengalir deras hingga menghanyutkan rumah.
Selain rumah, kendaraan warga pun ikut hanyut dalam banjir bandang tersebut.
Rendam empat kecamatan
Banjir bandang mulai terjadi pukul 15.50 Wita dan semakin meninggi sekitar waktu maghrib.
Sedikitnya ada empat kecamatan yang terdampak, yakni Bolo, Madapangga, Monta dan Woha.
Yang paling parah terjadi di Perumahan Rabakodo, Kecamatan Woha.
Pada pukul 21.00 Wita, warga mulai mengunsi ke tempat yang lebih aman.
"BTN Raba Kodo dikepung banjir. Saya bersama istri dan anak terpaksa ngungsi diatap rumah," ujar Imam, warga Desa Rabakodo saat dihubungi.
Bahkan ada satu atap rumah yang sampai digunakan untuk enam keluarga.
"Satu atap rumah ada enam kepala keluarga, ada ibu hamil dan anak kecil serta bayi 5 bulan. Saya sempat berteriak minta tolong dievakuasi, tak tega melihat anak-anak kedinginan," kata Imam.
Ketinggian air yang sampai menyentuh atap dikhawatirkan akan terus naik hingga menutup rumah.
Beruntung warga bisa terselamatkan dan dibawa ke tempat pengungsian menggunakan perahu karet.
"Alhamdullilah, kami terselamatkan. Terima kasih pada tim yang sudah berjuang melawan arus demi nyelamatkan kami," ucap Imam.
Aliran listrik padam
Manager PLN unit layanan pelanggan Woha, Ibnu Sina mengatakan, ada sebanyak 54 gardu distribusi PLN yang mengalami gangguan.
Akibatnya, lebih dari 7.500 pelanggan di 26 desa yang terputus aliran listriknya.
“Saat ini, kami fokus pada pengamanan instalasi listrik untuk keselamatan masyarakat. Jadi, aliran listrik untuk sementara kami putus dulu, sampai kami pastikan kondisi benar benar aman," kata Ibnu dalam rilis tertulis, Sabtu.
Aliran listrik akan dinormalkan kembali setelah banjir surut.
"Semoga air lekas surut sehingga petugas dapat segera melakukan perbaikan jaringan di lapangan," kata Ibnu.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Syarifudin, Karnia Septia | Editor : Aprillia Ika, Teuku Muhammad Valdy Arief)
https://regional.kompas.com/read/2021/04/03/155211278/sederet-fakta-banjir-bandang-di-bima-rumah-hanyut-hingga-warga-bertahan-di