Salin Artikel

Sulit Bayar Utang karena Pandemi, Saung Angklung Udjo: Tolong, Jangan Ada Debt Collector ke Sini

Selama pandemi, mereka nyaris tidak beroperasi. Akibatnya, nasib ribuan seniman dan pekerja di SAU mengkhawatirkan.

"Ada yang diam di rumah, ada yang jualan sayur di pasar, ngojek, atau seperti saya bertani untuk tetap bertahan di masa pandemi," ujar Direktur SAU Taufik Hidayat saat dihubungi Jumat (2/4/2021).

Saat ini pun, untuk kebutuhan bulan Maret-April pun ia tidak tahu seperti apa. Apakah akan terpenuhi atau tidak.

Salah satu yang dikhawatirkan adalah cicilan ke bank. Saat ini SAU memiliki cicilan ke dua bank dengan jaminan tanah.

Di hadapan Bank Indonesia (BI) dan anggota Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Jawa Barat, Taufik meminta tolong ada kelonggaran dalam kredit.

"Saya berharap BI dan bapak-bapak di sini bisa membantu. Saya juga meminta tolong, jangan ada debt collector ke sini," ucap Taufik.

Seperti diketahui, beberapa waktu lalu SAU menjadi sorotan karena kondisi keuangannya yang terimbas pandemi.

SAU berkontribusi besar terhadap pelestarian angklung di Indonesia. Hingga angklung pun resmi diakui dan dikukuhkan badan PBB, UNESCO, sebagai mata budaya Indonesia yang menjadi warisan budaya dunia.

Menanggapi permintaan SAU, Regional CEO Bank Mandiri Region VI Jawa I, Sulaeman mengatakan, ada angin segar buat perbankan dan UMKM di Indonesia.

Belum lama ini, OJK mengeluarkan pengumuman, restrukturisasi kredit diperpanjang hingga tahun depan.

"Perbankan sedang mereview sekarang. Yang mendapat restrukturisasi tahun lalu, akhir jatuh temponya Maret 2021," ucap dia.


Jika usahanya masih ada, orangnya pun masih ada akan diproses kembali. Namun jika usaha dan orangnya sudah tidak ada, pihaknya tidak bisa berbuat apapun.

Selain itu, ada kebijakan menggembirakan lainnya. Selama ini, UMKM yang mendapat restrukturisasi sulit mengajukan kredit untuk menambah modal.

"Karena yang mendapat restrukturisasi diberi tanda. Tapi kemarin OJK menegaskan, meski sudah mendapat restrukturisasi, bisa mendapat tambahan modal baru," tutur dia.

Kebijakan ini melegakan bagi UMKM ataupun perbankan. Ia optimistis, perbankan di 2021 akan tumbuh lebih kencang dibanding 2020.

"Kondisi tahun ini tidak lebih baik dari tahun lalu. Pengusaha belum ke kondisi normal, jadi masih banyak yang mengajukan restrukturisasi kredit," ucap Sulaeman.

"Saya pegang Jabar. Restrukturisasi di Jabar kanwil 6, 25 persennya dari total portofolio dengan total Rp 5 triliun. Tahun ini masih banyak yang mengajukan, 70 persennya masih restrukturisasi ulang," tutup dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/04/02/114459278/sulit-bayar-utang-karena-pandemi-saung-angklung-udjo-tolong-jangan-ada-debt

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke