Salin Artikel

Dedi Mulyadi "Disemprot" Seorang Ibu Saat Pembongkaran Tembok Beton yang Menutup Rumah Warga

Dedi Mulyadi yang berada di lokasi pembongkaran tembok sempat dimarahi seorang ibu.

Awalnya, setelah melalui musyawarah yang alot, akhirnya warga sepakat membongkar tembok yang mengisolasi rumah pasangan Binbin Binekas dan Neni Kartini Sriwijaya.

Pagar tembok itu dibongkar oleh warga bersama anggota Satpol PP.

Namun, ketika pembongkaran berlangsung, tiba-tiba ada seorang ibu bernama Juaningsih yang marah-marah ke Dedi Mulyadi.

Perempuan itu menuduh Dedi berpihak kepada keluarga Binbin yang secara ekonomi terbilang bagus.

Juaningsih tak rela tembok beton itu dibongkar, karena keluarga Binbin sudah memindahkan pos ronda.

Dedi sempat berdebat dengan Juaningsih, karena menurut Dedi, alasan pembangunan tembok beton itu tidak masuk akal.

Namun Juaningsih tetap ngotot bahwa tembok beton itu tidak boleh dibongkar.

Perempuan itu khawatir apabila tembok itu dibongkar, keluarga Binbin akan membangun real estate.

Dedi menilai, alasan itu sangat tidak masuk akal.

Ia pun meyakinkan bahwa Binbin tidak akan membangun real estate di tanah yang luasnya yang hanya 200 meter persegi.

Akhirnya, Dedi meminta warga lainnya untuk melanjutkan pembongkaran.


Menurut warga, pembangunan tembok beton itu dilakukan karena keluarga Binbin memindahkan pos ronda dari tengah ke pinggir jalan.

Menurut pihak RW, pos ronda itu sudah lama berdiri sebelum rumah Binbin dibangun.

Selain itu, tembok beton itu dibangun karena Binbin membuat pagar yang menutup akses warga ke RT lain.

Padahal, pagar itu memang berada di tanah milik Binbin yang menjadi pembatas jalan.

"Awalnya keluarga Pak Binbin pindahkan pos ronda di ujung jalan ke samping dan menghadap rumah Pak Binbin. Warga tak terima, karena menganggap pos ronda itu milik umum dan berada di batas RT. Akhirnya atas kesepakatan warga, dibuat pagar beton," ujar Dedi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Jumat (26/3/2021).

Dedi mengatakan, pagar beton itu mengadang garasi rumah di pinggirnya, sehingga mobil milik Binbin tak bisa keluar.

Konflik tersebut tidak beres meski sudah sampai ke pengadilan.

Konflik yang berujung pembetonan itu sudah terjadi selama 1 tahun.

Dedi mengaku mendatangi kompleks itu karena mendapat laporan dari warga di sana.

"Ini masalah hidup bertetangga. Secara ekonomi, Pak Binbin dan Ibu Neni baik. Punya rumah bagus dan tanah luas. Ada semacam kecemburuan dan juga kekhawatiran pasangan ini akan membangun real estate. Tapi alasan itu tidak masuk akal. Enggak mungkin real estate dibangun di lahan sekitar 200 meter persegi," kata Dedi.

Dedi mengatakan bahwa persoalan ini sudah lumrah terjadi di kompleks dengan penghuni yang heterogen.

Warga dinilai memiliki karakter dan budaya yang berbeda.

Namun, menurut Dedi, persoalan ini sebenarnya bisa diselesaikan apabila aparat pemerintah mulai dari lurah hingga camat punya keberanian.

"Rata-rata aparat dari lurah dan camat relatif tak punya nyali tinggi di hadapan masyarakat," kata Dedi.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/26/182316678/dedi-mulyadi-disemprot-seorang-ibu-saat-pembongkaran-tembok-beton-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke