Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua menjelaskan, sebenarnya temuan emas di Desa Tamilow sudah terjadi sejak bertahun-tahun lalu.
Selama itu pula, warga Desa Tamilow telah mendulang emas secara tradisional.
"Jadi begini, penemuan emas di Tamilow itu sudah tujuh tahun yang lalu," kata Abua.
"Tempo hari itu lalu orang dulang ada dapat sedikit serpihan lah, lalu barang (emas) ini pun juga orang sering dulang lalu terakhir di pesisir pantai Pohon Batu itu," kata dia.
Warga, ujar bupati, mendulang tanpa mengetahui sumber emas tersebut berasal.
Bupati menyebut, emas itu memang ada, tetapi bentuknya hanya butiran.
"Memang saya sudah suruh cek kepastiannya sejauh mana tapi boleh dikatakan barang itu ada tapi tidak sebagaimana yang orang gembar gemborkan tidak sama seperti di Kongo lalu orang datang bawa dengan truk. Kalau di sini percikan saja," ungkapnya.
Menurut Abua, hal tersebut bisa menimbulkan dampak kerugian.
"Imbauan kami kepada masyarakat, jangan sampai melakukan kegiatan yang dapat berdampak pada kerugian. Gali kolam besar-besar itu berbahaya dampaknya bisa abrasi," kata Abua.
Dia pun menyerahkan penelitian terkait potensi emas di Desa Tamilow pada Kementerian ESDM.
"Kami di kabupaten tidak punya kewenangan, kami hanya mengawasi masyarakat agar mereka jangan melakukan tindakan yang dapat merugikan mereka sendiri," kata dia.
Bupati pun berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait supaya fenomena ini tidak berujung pada timbulnya masalah sosial.
"Tadi juga saya sudah koordinasi dengan DPRD dan pemerintah desa kalau nanti dapat sumbernya supaya jangan orang sembarangan lakukan hal-hal yang tidak baik, jangan sampai terjadi seperti di Gunung Botak banyak yang datang lalu muncul masalah sosial," ungkap dia.
"Jadi harus lebih bijak dalam menyikapinya dan terutama harus mempertimbangkan aspek lingkungan, karena itu dampaknya besar," ujar dia.
Temuan emas itu harus disikapi dengan memperhatikan lingkungan.
"Masyarakat harus lebih bijak harus ramah lingkungan kalau nanti ada perizinan dan sebagainya," ujar dia.
Sebelumnya, Zain menjelaskan, diduga butiran-butiran emas tersebut berasal dari atas atau hulu.
"Itu dimungkinkan kalau ada sumbernya di atas (hulu). Jadi kalau misalnya di gunung ada (emas) kemunginan terkikis dan terbawa air ke bagian bawah, kalau tidak ada sumbernya pasti tidak ada," ungkap Zain kepada Kompas.com, Selasa (23/3/2021).
Sebab menurut Zain, emas umumnya berada di bawah bebatuan yang lebih keras seperti kuarsa atau malihan di pegunungan.
Dia menjelaskan, menurut peta geologi, wilayah pegunungan di sekitar Desa Tamilow memang memiliki jenis batuhan malihan yang mengandung mineral emas.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty | Editor : David Oliver Purba, Robertus Belarmius)
https://regional.kompas.com/read/2021/03/24/084719678/bupati-maluku-tengah-penemuan-emas-di-tamilow-itu-sudah-tujuh-tahun-lalu