Setelah 17 tahun berlalu, pria yang diduga Asep ditemukan dirawat di RSJ Zainal Abidin di Banda Aceh.
Berbicara Aceh adalah berbicara tentang keberagaman.
Di Aceh, tercatat kehadiran suku bangsa seperti Kamboja, Cham, Persia, dan Portugis yang secara tak langsung memberi budaya Aceh termasuk mempengaruhi kuliner di Serambi Mekkah.
Kuliner Aceh pada umumnya berbumbu intens dan memerlukan proses acquired taste untuk bisa disukai bagi mereka yang baru mencicipinya.
Bumbu-bumbu kuliner Aceh memiliki rasa kuat seperri kuliner India dan Arab. Dua bumbu khas di Aceh adalah plik dan asam sunti.
Plik adalah parutan kelapa yang difermentasikan selama beberapa hari dan digunakan sebagai bumbu dengan aroma yang khas.
Sementara asam sunti adalah belimbing sayur atau belimbing wuluh yang dikeringkan di bawah sinar matahari.
Dan berikut tujuh kuliner Aceh yang dikutip dari buku 100 Makanan Tradisional Indonesia Mak Nyus yang ditulis Bondan Winarno:
Bahan utamanya adalah mi telur berwarna kuning kunyit cerah dengan penampang agak besar.
Ada tiga pilihan mi aceh yakni goreng, kering, goreng setengah basah, dan berkuah. Pilihan proteinnya cukup banyak yakni daging sapi, daging ayam, udang, atau kepiting.
Mi aceh disajikan dengan taburan bawang merah, emping goreng, serta acar mentimun, dan bawah merah,
Sajian gurih-pedas cocok dinikmati dengan es timur kerok khas Aceh.
Umumnya sie itek hadir dalam dua varian yakni masak meurah dan masak puteh.
Masak merah menggunakan bahan cabai merah. Sedangkan masak puteh mirip opor di Jawa berwarna pucat dan tidak pedas.
Rasa si itek berlumur kuah kari kental. Rasa gurih bukan hanya muncul dari cara masak yang slow braising sehingga santan tereduksi.
Tapi rasa gurih juga muncul dari penggunaan kelapa gongseng atau kelapa parut yang disangrai lalu ditumbuk sampai keluar minyaknya. Total ada 12-20 jenis rempah yang digunakan.
Aroma yang paling menonjol dihasilkan daun temurai atau daun kari atau salam koja. Serta daun pandan yang digunakan untuk mengikat setiap potongan bebek yang dimasak.
Rasa harum yang dipakai adalah ketumbar dan jintan serta jira ikan (fennel, adam manis). Jira ikan biasanya diguna untuk memasak ikan agar menghilangkan aroma amis atau anyir.
Tak hanya dimakan dengan nasi putih, karee kambing cocok dimakan dengan roti jala khas Aceh. Aroma karinya juga cukup kuat. Kari kambing disajikan dengan acar mentimun dan nanas.
Termasuk cocok dipadu dengan asam udeung yakni sambal udang yang rasanya sangat lezat.
Bahan utamanya adalah daging ikan tongkol yang direbus atau dikeringkan dengan cara disalai. Ikan kering tersebut keras seperti kayu dan disebut ikan kayu.
Di Aceh, keumamah dan ikan kayu disayat tipis-tipsi dan dilembabkan kembali dengan merendamnya di dalam air panas sebelum dimasak dengan bumbu gulai bersantan tebal yang kayak rempah.
Keumamah memiliki rasa asam dari asam sunti serta pedas dari cabai rawit, cabai merah, dan cabai hijau.
Untuk membuat lebih mengenyangkan keumamah sering diisi degan kentang, kacang panjang, atau sayur mayur seperti jantung pisang atau terung telunjuk.
Gulai kepala ikan mengggunakan ikan kakap putih. Makannya kepala ikan tidak boleh terburu-buru karena banyak duri dan tulang.
Untuk menikmati gulai kepala ikan bisa ditambahkan asam edeung alias sambal ganja. Disebut sambal ganja karena efeknya membuat ketagihan
Ayam tangkap harus dibuat dari ayam kampung, dipotong menjadi potongan kecil-kecil. Setelah dimarinasi dengan bumbu, ayam digoreng dalam wajan besar selama 8-10 menit.
Pada menit terakhir penggorengan dimasukkan dua genggam daun-daunan yakni daun pandan, daun temurui atau daun salam kaji, dan cabai hijau yang digoreng sampai garing.
Formula rahasia yang membuat ayam tangkap istimewa adalah menggorengnya dalam porsi kecil dalam wajan besar dan minyak panas.
Lauknya adalah kalio daging sapi, paru, dan limpa, kalio ayam, ikan rambeu goreng, dendeng, dan lain-lainnya.
https://regional.kompas.com/read/2021/03/21/142400578/7-kuliner-aceh-yang-wajib-dicicipi-dari-sie-itek-hingga-ayam-tangkap