Salin Artikel

Beredar Pesan Berantai Rekrutmen Pekerjaan untuk Warga Surabaya, Pemkot: Informasi Itu Hoaks

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya Febriadhitya Prajatara mengklarifikasi pesan berantai rekrutmen tersebut.

Pesan berantai tersebut beredar dengan berbagai bentuk, intinya ada rekrutmen pekerjaan khusus warga Surabaya dan bisa mendaftar di rukun tetangga (RT).

"Jadi, kami pastikan informasi itu tidak benar (hoaks), itu bukan broadcast dari pemkot, bukan informasi dari Pemkot Surabaya," kata Febri saat dikonfirmasi, Jumat.

Menurut Febri, Pemkot Surabaya sedang mendata masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Pendataan MBR lebih rinci dibandingkan data yang lama.

Sebab, petugas tidak hanya melihat kondisi rumah warga. Namun, memelototi di dalam satu KK berapa yang bekerja dan bekerja di mana saja, termasuk berapa pendapatan atau penghasilannya dalam satu bulan.

"Nah, data MBR ini diverifikasi oleh RT, kemudian divalidasi oleh kelurahan dan nantinya disurvei oleh Dinas Sosial. Makanya dalam beberapa pertemuan Pak Wali Kota ke kecamatan-kecamatan, beliau meminta para lurah dan camat untuk merampungkan pendataan ini," kata dia.

Menurut Febri, data MBR plus itu akan menjadi dasar dan landasan Pemkot Surabaya untuk memberikan intervensi.

Bentuk intervensi yang akan dilakukan pemkot bermacam-macam, bisa melalui pelatihan dan pemberdayaan wirausaha dan pengelolaan aset.

Mereka juga bisa dipekerjakan di perusahaan swasta yang ada di Surabaya dan menjadi tenaga kontrak di lingkungan Pemkot Surabaya.

"Bentuk intervensinya bermacam-macam dan kita bersinergi dengan semua pihak," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Suharto Wardoyo juga memastikan pihaknya melakukan pendataan MBR dan DTKS.

Data tersebut diinput dalam aplikasi epemutakhirandata.surabaya.go.id yang dibuat Diskominfo.

"Pendataan kali ini lebih detail dan ditambah item pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan, sehingga dalam MBR Plus kali ini datanya lebih detail," kata Anang, sapaan akrab Suharto Wardoyo.

Ia juga memastikan, sumber data MBR itu tetap dari Dinas Sosial yang kemudian disebarkan ke kecamatan, kelurahan, hingga ke tingkat RT.


Selanjutnya, Ketua RT melakukan verifikasi data tersebut, kemudian divalidasi kelurahan dan selanjutnya disurvei Dinsos.

"Dalam pendataan kali ini, RT juga bisa memasukkan data baru yang mungkin masuk ke dalam MBR, lalu data tersebut divalidasi di kelurahan dan disurvei oleh Dinsos," ujarnya.

Anang menambahkan, data MBR yang sudah klir itu akan dijadikan acuan atau dasar Pemkot Surabaya dalam memberikan intervensi.

Harapannya, setelah diintervensi pemkot, warga atau keluarga itu bisa segera keluar dari MBR, sehingga kemiskinan di Surabaya semakin rendah.

"Hingga saat ini, kami terus merampungkan data MBR plus itu," ujar dia.

Sebelumnya, Wakil Wali Kota Surabaya Armuji menyebut Pemkot Surabaya membuka lowongan pekerjaan bagi warga ber-KTP Surabaya.

Armuji mengaku bukan warga yang datang ke RT untuk mendaftarkan diri. Namun, perangkat RT yang bertugas melakukan pendataan.

Begini isi pesan yang menyebar di sejumlah grup aplikasi percakapan:

Mohon ijin menyampaikan info lamaran kerja di Pemkot Surabaya.....Lamaran kerja ke Dinas yang ada :

1. PU CIPTA KARYA

2. PU BINA MARGA

3. DISHUB

4. DKRTH/DKP

5. PAJAK

6. TANAH

7. HUMAS

8. PERTANIAN

9. PERPUSTAKAAN

10. SOSIAL

11. INDUSTRI/PERDAGANGAN

12. PARIWISATA

13. DISPORA

14. PENDIDIKAN

15. KESEHATAN

Caranya :

Permohonan MBR, Silahkan Ketik ke WA On line Dinsos ke "Konsultasi dan pengajuan SKM Non Kesehatan", Ketik saja :

No Nik Kepala Keluarga :

No KK :

Alamat KK :

Alamat domisili :

Kelurahan :

Kec :

No Telp :

Kirim foto KK dan KTP

Syarat nya :

Lamaran dilampiri surat pengantar dr RT/RW setempat lalu kirim di PEMKOT lantai 2 diutamakan MBR( Masyarakat Berpenghasilan  Rendah )

https://regional.kompas.com/read/2021/03/19/163640678/beredar-pesan-berantai-rekrutmen-pekerjaan-untuk-warga-surabaya-pemkot

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke