Salin Artikel

Perjuangan Rumah Makan Nasi Padang Pak Datuk Bertahan di Tengah Pandemi, Sempat Tutup 3 Bulan

Seperti yang dilakukan Rumah Makan (RM) Pak Datuk Jalan Sutan Syahril, Padang Panjang, Sumatera Barat.

Di tengah banyak rumah makan yang bangkrut dan tutup, namun RM Pak Datuk tetap buka dan melayani pelanggan setianya.

Sempat tertatih-tatih di awal pandemi, namun RM Pak Datuk sekarang sudah mulai ramai dikunjungi pelanggannya.

"Awal pandemi sekitar Maret 2020 lalu, kita sempat tutup selama 3 bulan lebih karena PSBB," kata pemilik RM Pak Datuk, Ardamili kepada Kompas.com, Minggu (7/3/2021).

Ardamili mengatakan setelah PSBB, rumah makan sudah awalnya boleh buka, namun tidak boleh melayani makan di tempat.

Kondisi itu tetap membuat pengusaha rumah makan tertatih-tatih. Omzet berkurang drastis.

Namun, RM Pak Datuk terus membuat inovasi untuk menggaet pelanggan.

Salah satunya adalah menerapkan protokol kesehatan sehingga pelanggan nyaman berkunjung ke RM Pak Datuk.

"Protokol kesehatan ini kita terapkan secara ketat. Cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak. Meja-meja dibuat berjarak. Pengunjung yang tak pakai masker kita kasih masker," kata Ardamili.

Berkat penerapan protokol kesehatan, omzet perlahan naik

Penerapan protokol kesehatan itu ternyata berdampak pada peningkatan omzet secara perlahan-lahan.

"Orang-orang datang karena melihat kita konsisten terapkan protokol kesehatan. Ini secara berangsur-angsur menambah omzet," kata Ardamili.

Ardamili mengatakan saat buka di awal-awal masa pandemi, omzet RM Pak Datuk hanya berkisar Rp 1,3 juta hingga Rp 2 juta per hari dan akhir-akhir ini sudah mendekati Rp 4 juta.

"Kalau masa sebelum pandemi bisa mencapai Rp 8 juta. Tapi sekarang Alhamdulillah sudah bisa mendekati Rp 4 juta. Kita bersyukur," kata Ardamili.


Andalkan wisatawan luar negeri

Ardamili mengatakan salah satu penyebab berkurangnya omzet RM Pak Datuk adalah karena belum masuknya wisatawan luar negeri.

RM Pak Datuk cukup dikenal oleh wisatawan luar negeri, terutama asal Malaysia.

"Kalau dulu sebelum pandemi, seminggu itu pasti ada orang Malaysia datang berkunjung ke sini. Tapi sekarang karena pandemi, kan tidak ada lagi orang asing datang," kata Ardamili.

Ardamili mengatakan wisatawan Malaysia itu datang berombongan untuk melihat-lihat objek wisata yang ada di Sumbar.

"Nah, dari Bandara Internasional Minangkabau mereka yang berkunjung ke Bukittinggi dan daerah sekitar bisa singgah makan di sini," kata Ardamili.

Dengan tidak adanya wisatawan mancanegara yang datang, Ardamili mengatakan pihaknya hanya berharap wisatawan lokal.

"Misalnya pengunjung dari Pekanbaru dan Padang yang ingin ke Bukittinggi. Mereka singgah di sini dulu," kata Ardamili.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/17/081206478/perjuangan-rumah-makan-nasi-padang-pak-datuk-bertahan-di-tengah-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke