Salin Artikel

Fakta-fakta Dugaan Pelanggaran Protokol Kesehatan Wali Kota Blitar, Dikritik Mahasiswa dan Telah Minta Maaf

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, sempat muncul video yang memperlihatkan Wali Kota Blitar Santoso bernyanyi dan berjoget tanpa mengenakan masker dan tak jaga jarak.

Sejumlah orang yang turut bernyanyi bersamanya, juga diduga mengabaikan protokol kesehatan.

Video berdurasi 4 menit 28 detik itu direkam saat ia menghadiri acara syukuran pelantikannya sebagai Wali Kota Blitar periode 2021-2024.

Acara yang digelar oleh relawan pemenangannya itu digelar di Gedung Kusumo Wicitro di dalam kompleks rumah dinas Wali Kota di Jalan Sodanco Supriyadi, Blitar, Jawa Timur, 26 Februari 2021 lalu.

Selain bernyanyi dan berjoget bersama sejumlah orang lainnya di panggung, Santoso juga tampak membagi-bagikan uang pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000 kepada para penyanyi.

Tindakan Santoso yang diduga tak menerapkan protokol kesehatan itu mendapat kritikan dari para mahasiswa. 

Belasan orang yang mengatasnamakan dirinya Mahasiswa Pro Keadilan (MPK) melakukan aksi keprihatinan di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Blitar, Jumat (12/3/2021).

Dalam aksinya, para mahasiswa meminta agar Santoso bersikap kesatria dan meminta maaf secara terbuka atas tindakannya yang diduga melalaikan protokol kesehatan.


"Banyak dari kami yang pernah mendapatkan hukuman karena tidak pakai masker pas ada razia. Ada yang dihukum push up, jongkok sambil pegang telinga, dan lain-lain. Lihat video itu jadi dongkol banget, kecewa. Padahal, Wali Kota kan Ketua Satgas Covid-19," kata salah satu peserta, Nur Robit, mahasiswa Universitas Islam Balitar (Unisba).

Koordinator aksi, M. Fata, mengungkapkan tindakan Santoso itu merupakan sebuah ironi.

Di tengah gencarnya pendisiplinan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, Ketua Satgas Covid-19 Blitar itu diduga malah melanggarnya.

Permintaan para mahasiswa itu dipenuhi oleh Santoso.

Berselang empat jam usai mahasiswa menggelar aksi, Wali Kota Blitar menyampaikan permohonan maaf terkait kasusnya.

"Jadi, secara prinsip, saya memohon maaf atas kekhilafan saya," ucapnya di lobi Balai Kota Blitar, Jumat.

Santoso menyampaikan acara tersebut sudah menerapkan poin-poin protokol kesehatan, seperti mencuci tangan sebelum masuk gedung, mengenakan masker, dan menyediakan hand sanitizer.

Saat itu, para relawan memintanya untuk menyanyi.


Sebagai bentuk balas jasa atas perjuangan relawan yang telah memenangkannya, Santoso mengiyakan permintaan itu.

"Saya pakai masker, tapi karena diminta untuk menyanyi, maka enggak mungkin saya menyanyi sambil pakai masker, ya to? Jadi, saya lepas kemudian saya ingin membantu nyanyi," paparnya.

Santoso mengakui bahwa apa yang dilakukannya salah. Ia juga menyampaikan kembali memakai masker usai turun panggung.

"Tapi, saya juga sadar, terima kasih sudah diingatkan. Itu bagian dari kekhilafan saya, kekhilafan saya terlena dalam suasana pada saat itu, sehingga itu adalah dipandang sebagai sebuah pelanggaran," jelasnya.

Kasus dugaan pelanggaran protokol kesehatan itu dalam pemeriksaan Polres Blitar.

Sudah ada lima orang yang dipanggil sebagai saksi.

Kepala Polres Blitar pun menyampaikan adanya kemungkinan untuk memeriksa Santoso.

Namun, hingga saat ini, dirinya belum memperoleh panggilan pemeriksaan.

"Belum ada (panggilan). Jadi, masih saya biarkan. Biarlah beliau (kepolisian) berjalan sesuai dengan SOP-nya. Saya tidak ingin campur tangan," kata dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Blitar, Asip Agus Hasani | Editor: Dheri Agriesta, Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2021/03/13/100602478/fakta-fakta-dugaan-pelanggaran-protokol-kesehatan-wali-kota-blitar-dikritik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke