Salin Artikel

Fenomena Banjir Tahunan di Sembakung Kaltara Jadi Kajian Komprehensif BNPP

NUNUKAN, KOMPAS.com – Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) memasukkan fenomena banjir tahunan di Sembakung, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, sebagai materi kajian.

Asisten Deputi Pengelolaan Negara Wilayah Laut dan Udara BNPP Siti Metrianda mengatakan, labelisasi banjir Sembakung merupakan banjir kiriman Malaysia, butuh pembuktian dan data konkret.

"Masih perlu melakukan kajian apa penyebab banjir. Banjir tersebut terjadi di Daerah Aliran Sungai (DAS)," ujarnya saat berkunjung ke Nunukan, Kamis (11/3/2021).

Siti melanjutkan, BNPP dan 27 lembaga dan kementerian akan memasukkan persoalan ini dalam pembahasan komprehensif sebelum merumuskan solusi.

Hal tersebut berkaitan dengan langkah lanjutan pemerintah RI nantinya.

"Itulah kita semua perlu kajian akademis, perlu pembuktian berbasis data yang kuat." tegasnya.

Dikatakan Siti, jika hanya karena banjir terjadi setiap tahun, Jakarta juga mengalami fenomena yang sama.

Sebab, Jakarta telah terjadi banjir sejak zaman VOC karena kiriman dari Kota Bogor.

"Tapi kita tidak bisa menyalahkan Bogor, jangan-jangan kita sendiri yang salah karena sampah dan lainnya," imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha mengamini pernyataan Siti Metrianda.

Kemenlu juga sepakat melakukan kajian sebelum menentukan solusi atas permasalahan yang terjadi.

"Ketika ingin menyampaikan sesuatu ke Negara lain, itu harus kredibel. Kajiannya harus akademik, jangan sampai terjadi seperti kasus kemaren, kita ribut pembakaran bendera merah putih, ternyata yang bakar WNI. Itu pentingnya kajian dan data,’’katanya.

Banjir tahunan terjadi di Kecamatan Sembakung, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Awal 2021, banjir kiriman dari Malaysia ini merendam Desa Butas Bagu, Desa Labuk, Desa Pagar, Desa Tujung, Desa Manuk Bungkul, Desa Atap, Desa Lubakan dan Desa Tagul.

Ketinggian banjir di wilayah ini mencapai 2,1 meter hingga 4 meter.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan mencatatkan, sebanyak 948 rumah dengan 1.552 KK dan 5.682 jiwa terdampak.

Banjir di perbatasan RI – Malaysia ini berasal dari Sungai Talangkai di Sepulut Sabah Malaysia.

Banjir kemudian mengalir ke sungai Pampangon, berlanjut ke sungai Lagongon ke Pagalungan, masih wilayah Malaysia.

Dari Pagalungan, aliran sungai kemudian memasuki wilayah Indonesia melalui sungai Labang, sungai Pensiangan dan sungai Sembakung.

https://regional.kompas.com/read/2021/03/12/111253778/fenomena-banjir-tahunan-di-sembakung-kaltara-jadi-kajian-komprehensif-bnpp

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke