Klaster ini diketahui berawal adanya seorang juru masak kegiatan kerja bakti yang mengalami anosmia atau kehilangan penciuman.
Setelah dilakukan tracing, terbongkar belasan orang yang terlibat dalam kerja bakti positif Covid-19.
Warga tersebut baru saja terlibat dalam rangkaian kerja bakti kampung sebagai seorang juru masak.
Adapun rangkaian kerja bakti tersebut ialah kerja bakti untuk hajatan pada 17 Februari 2021 dan kerja bakti warga pada 27 Februari 2021.
"Awalnya tidak ada keluhan sama sekali (di antara warga), termasuk juru masak ini. Setelah selesai kerja bakti ternyata baru ada keluhan indra perasanya hilang," tutur Dwi Andana.
Juru masak itu lalu menjalani tes swab PCR dan hasilnya positif Covid-19.
Rupanya diketahui, 12 orang warga lainnya yang terlibat dalam kerja bakti terkonfirmasi positif Covid-19.
Mereka mengalami gejala ringan dan menjalani isolasi mandiri.
"Mereka bergejala tapi ringan yakni anosmia. Mereka hanya merasa badan tidak enak, dikira badan tidak enak itu hanya capek karena sering rewang (ikut membantu)," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo, TH Baning Rahayujati.
Temuan ini pun menjadi sebuah klaster.
"Klaster Bojong," tandas Baning.
Satgas Covid-19 menduga, penularan terjadi saat warga menggelar kerja bakti. Namun belum dapat dipastikan dari mana awalnya mereka tertular.
Sebab, ada beberapa warga yang telah merasakan gejala sebelumnya.
Menyusul temuan klaster kerja bakti itu, sebanyak 62 warga setempat menjalani tes swab untuk penelusuran.
Adapun mereka yang mengikuti swab antara lain 17 pamong kantor kalurahan dan 45 orang warga.
Menurut data pemerintah Kulon Progo, sebanyak 3.039 orang telah terinfeksi Covid-19 di wilayah tersebut.
Adapun tingkat kesembuhannya mencapai 85 persen.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Dani Julius Zebua | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)
https://regional.kompas.com/read/2021/03/10/132535078/bermula-juru-masak-alami-anosmia-terbongkar-12-peserta-kerja-bakti-positif