Salin Artikel

Bupati Blora Soal Harga Gabah: Pupuknya Sulit, Harga Panennya Turun

BLORA, KOMPAS.com - Bupati Blora Arief Rohman prihatin dengan nasib para petani di wilayahnya.

Arief mengatakan para petani seolah dirugikan dengan beragam persoalan terkait pupuk dan harga gabah.

"Iya, memprihatinkan. Di saat pupuk sulit, tapi ketika panen harganya turun," ucap Arief Rohman saat ditemui di Pendopo Bupati Blora, Senin (8/3/2021).

Untuk menanggulangi persoalan gabah, Arief memerintahkan kepada para pemilik elektronik warung gotong royong (e-warong) agar menggunakan beras petani lokal.

"Untuk ketentuan ke depan, semua beras untuk e-warong harus ngambil dari lokal Blora," katanya.

Arief mengatakan, selama ini beras yang diterima oleh e-warong belum dipastikan merupakan hasil jerih payah petani lokal.

"Selama ini kan e-warong kan ngambilnya dari supplier. Nah supplier ini kan kita belum tahu apakah dia ngambil (dari petani lokal)," jelasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, apabila para pemilik e-warong menyerap beras para petani lokal, maka para petani tidak akan terlalu kecewa dengan harga beras yang menurun.

"Kalau itu penyerapannya ngambil dari beras lokal, ini nanti akan membantu petani," ujarnya.

Sehingga, para pemilik e-warong harus menyerap beras yang dimiliki oleh para petani lokal.

"Pokoknya kalau ada ketahuan e-warong tidak mengambil beras dari lokal, nanti kita sanksi," katanya.

Perlu diketahui, gabah basah yang baru dipanen dari sawah harganya sekitar Rp 3500 per kilogram.

Sedangkan harga pupuk bersubsidi pemerintah harganya di atas harga eceran tertinggi (HET).

https://regional.kompas.com/read/2021/03/08/130555978/bupati-blora-soal-harga-gabah-pupuknya-sulit-harga-panennya-turun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke