Salin Artikel

Mengamuk, Sering Benturkan Kepala dan Kaki Diikat, Ini Kisah Pilu Bocah Bernama Ruslan

Selama tujuh tahun itu, Jaya harus meneguhkan dan menguatkan hati membesarkan Ruslan.

Bukan hanya karena terus mendapatkan cemooh dari tetangga, namun Ruslan juga mengalami disabilitas dan gangguan mental hingga tak seperti bocah pada umumnya.

Namun adik Jaya mengalami masalah rumah tangga hingga tak bisa merawat Ruslan.

Hak asuh bocah tersebut diserahkan sepenuhnya kepada Jaya sejak Ruslan berusia dua tahun. Jaya yang saat itu menduda menyanggupi merawat Ruslan.

Menurut Jaya, sejak kecil Ruslan sering jatuh hingga terbentur di bagian kepala.

"Sekitar tujuh tahunan saya asuh dia, waktu kecil sering jatuh dia (Ruslan) dari ayunan, kepalanya sering terbentur, beberapa kali saya bawa berobat kampung, ke orang pintar tidak juga bisa sembuh," kata dia.

Jaya pun menguatkan hati dan menerima kenyataan jika Ruslan tak seperti anak-anak lainnya.

Ditambah, keterbatasan ekonomi yang dia alami. Jaya hanya bekerja sebagai kuli bangunan demi memberi makan Ruslan.

Kini, Jaya juga berupaya memelihara jago dan merintis usaha batako demi membesarkan anak asuhnya.

"Namanya amanah, mau diapa?" kata dia.

Benturkan kepala hingga berdarah, kaki diikat

Ruslan sangat hiperaktif hingga membuat Jaya kewalahan. Bocah itu kerap mengamuk tanpa sebab.

"Kalau mengamuk parah pokoknya, ndak sanggup saya, meski saya tahan badannya supaya diam, tidak dihiraukannya, banyak bekas luka di badannya itu karena goresan kuku saya yang tergesek kulitnya waktu mencoba tenangkan dia setiap kali mengamuk," tutur Jaya.

Bahkan tak jarang, amukan Ruslan membahayakan dirinya sendiri.

"Setiap hari dia mengamuk, biasanya waktu lapar, dia benturkan kepalanya ke lantai, dia tanduk dinding papan, sampai berdarah-darah, kadang saya tenangkan, saya obati lukanya dengan minyak batu atau minyak mentah," katanya.

Ruslan sering buang air kecil dan besar sembarangan di dalam rumah. Bocah itu juga kerap kabur dari rumah.

Kondisi Ruslan tersebut membuat Jaya terpaksa menguatkan hati mengikat Ruslan ke pohon.

Ia juga selalu mengikatkan tali panjang ke kaki Ruslan yang terhubung dengan kakinya.

"Kalau saya tidur, saya buat simpul mati, saya ikat talinya di kaki Ruslan, simpul satunya saya ikatkan di kaki atau tangan saya, begitu dia mencoba lari jauh, saya pasti bangun karena pengaruh tali itu kan," lanjutnya.

Bocah itu sering lari dari rumah dan mengambil makanan di warung orang seenaknya.

Ruslan pun sering merusak tanaman warga hingga mencorat-coret sembarangan.

Tak sekali dua kali Jaya meminta maaf pada para tetangga sembari menjelaskan keadaan anak asuhnya itu.

Jaya terus mencoba bersabar meski kerap dihina oleh tetangga.

Mereka membenarkan jika Ruslan perlu mendapatkan penanganan.

"Benar kami dengar kasus Ruslan yang disabilitas, dia ada gangguan mental dan hiperaktif, nanti kami kunjungi kembali, kami assesment ulang," kata Sekretaris Dinsos Nunukan Yaksi Belaning Pratiwi.

Kini pemerintah daerah tengah berupaya mencarikan tempat untuk menangani Ruslan secara intensif.

"Kita akan rapat kembali, kemana nanti seharusnya Ruslan ditempatkan, karena di Nunukan belum ada rehabilitasi disabilitas dalam kasus semacam Ruslan," tegasnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Nunukan, Ahmad Dzulviqor | Editor : Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2021/02/28/140000278/mengamuk-sering-benturkan-kepala-dan-kaki-diikat-ini-kisah-pilu-bocah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke