Salin Artikel

Kisah Rumah Dinas Wali Kota Salatiga, Tempat Soekarno Bertemu Hartini, Jadi Cagar Budaya yang Dikenal Angker

Pria asal Garut yang baru bertugas dua bulan di Salatiga itu tertarik dengan bangunan rumah dinas yang merupakan benda cagar budaya (BCB), serupa dengan kantor Satlantas Polres Salatiga dengan Benteng De Hock-nya.

Sopian yang ditemani Kanit Regident Ipda Leonard Paul Wabia, diajak Wali Kota Salatiga Yuliyanto untuk berkeliling rumah dinas.

Setiap sudut rumah tersebut dijelajahi dan dijelaskan fungsinya.

"Semua bangunan masih difungsikan, tapi ada beberapa yang terkunci karena terkenal angker. Ada juga semacam penjara karena pakai jeruji itu, bahkan beberapa paranormal dan Tukul Jalan-jalan pernah ke sini untuk membuktikan sendiri," kata Yuliyanto.

Meski begitu, Yuliyanto mengaku selama mendiami rumah dinas tersebut tidak pernah mengalami hal-hal aneh.

"Kalau saya tidak pernah, tapi cerita Satpol PP atau penjaga pernah melihat dan mengalami sendiri," jelasnya.

Dikatakan Yuliyanto, di taman belakang ada satu lampu yang selalu mati meski sudah dibenahi berulang kali.

"Meski lampu diganti, aliran listrik dibenerin, tetap mati. Kalau lampu-lampu yang di sebelahnya menyala," ujarnya menunjuk titik lampu di depan tangga arah keluar.

Cerita mistis

Tak berselang lama, Yuliyanto memanggil Dwi Janarko, anggota Satpol PP yang berjaga malam itu. Koko, panggilan akrabnya, mengamini pernyataan Yuliyanto yang mengatakan Rumah Dinas Wali Kota Salatiga kental dengan nuansa mistis.

"Saya beberapa kali mengalami kejadian-kejadian, teman-teman juga," jelasnya.

Menurut Koko, selain penampakan yang sering terlihat di Rumah Dinas Wali Kota Salatiga adalah nonik-nonik Belanda.

"Terlihat perempuan Belanda memakai gaun putih berambut panjang, jalan terus hilang sendiri. Ada juga pocong dan banaspati. Tapi niatnya tidak mengganggu, hanya lewat. Jadi kita yang jaga juga sudah paham," ungkap pria yang sudah bertugas selama lima tahun ini.

Sopian mengatakan, kantor Satlantas Polres Salatiga dan Rumah Dinas Wali Kota Salatiga sama-sama BCB yang memiliki sejarah. "Kita harus merawat dan menjaganya, soal cerita-cerita itu, menjadi bagian dari sejarah bangunan," ujarnya.

Tempat bertemunya Soekarno dan Hartini

Rumah Dinas Wali Kota Salatiga dibangun pada masa pemerintah Hindia Belanda dan difungsikan sebagai rumah dinas asisten residen yang bertugas menjalankan roda pemerintahan di Kota Salatiga.

Pada tahun 1952, Presiden Soekarno yang saat itu berkunjung di rumah dinas tersebut, berkenalan dengan Hartini yang kemudian menjadi istri keempat sang Proklamator.

https://regional.kompas.com/read/2021/02/27/12143091/kisah-rumah-dinas-wali-kota-salatiga-tempat-soekarno-bertemu-hartini-jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke