Salin Artikel

Ganjar Soal Banjir di Semarang: Kalau Mau Menyalahkan, Salahkan Saya

SEMARANG, KOMPAS.com - Beredar di media sosial komentar warganet tentang permasalahan banjir yang terjadi di Kota Semarang.

Warganet menilai seorang kepala daerah patut disalahkan jika ada peristiwa banjir yang menimpa suatu daerah.

Komentar itu diposting oleh akun @aditya180204 pada Selasa (23/2/2021) malam dan di-mention ke akun Twitter Ganjar.

"Padahal kalau mau pak @ganjarpranowo bisa menyalahkan wali kota lalu salahkan air kiriman Ungaran," tulis akun tersebut.

Lantas, Ganjar me-retweet akun tersebut dengan menyatakan bahwa dirinya patut disalahkan soal banjir di Kota Semarang.

"Saya yang salah. Yang lain sudah bekerja dengan baik," kata Ganjar.

Menanggapi komentar warganet tersebut, Ganjar bilang dirinya adalah orang yang patut disalahkan atas permasalahan banjir yang melanda daerahnya.

"Kalau mau menyalahkan ya salahkan saya saja, kan ada (banjir) di Pekalongan, ada di Kudus, ada di Pati, ada di Semarang. Karena keinginannya ada yang harus bertanggung jawab dan siapa yang disalahkan, lebih baik salahkan Gubernur karena banyak teman-teman di kabupaten kota mereka sudah bekerja dengan luar biasa," jelas Ganjar ditemui di rumah dinasnya, Rabu (24/2/2021) malam.

Setidaknya, Ganjar sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah banjir yang melanda di Kota Semarang supaya tidak berlarut-larut.

Akan tetapi, memang tidak banyak masyarakat yang mengetahui apa saja yang sudah dikerjakan.

"Orang tidak pernah tahu bahwa jam-jam segini saya masih kontakan dengan sumber daya air, ngecek evaluasinya seperti apa, pembangunannya seperti apa, kemudian area yang tadinya banjir sekarang seperti apa penangananya seperti apa, tidak pada tahu, kita kontak dengan Daop yang di Tawang mereka tidak tahu, kita komunikasi dengan RT, RW atau orang yang komplain apakah bantuan sudah masuk, mereka tidak tahu," katanya.

Sebagai pemangku kebijakan, Ganjar bersedia mengambil alih tanggung jawab soal penanganan banjir tersebut agar semua bisa bekerja dengan tenang.

"Saya tidak akan mempublikasikan yang begini begini, artinya tetap saja dalam konteks sosiologinya pasti masyarakat akan mencari siapa yang bertanggungjawab. Lebih baik tanggungjawabnya saya ambil alih, agar semuanya bisa bekerja dengan tenang. Sehingga kalau konteks komunikasinya masyarakat harus tahu, biarlah saya yang menjelaskan baik-baik. Mereka juga stres sebenarnya," ujarnya.

Ganjar pun mengapresiasi petugas di lapangan yang sudah bekerja keras mengatasi persoalan banjir yang melanda di Kota Semarang.

"Tadi pagi saya di area Tawang, 'jangan Pak banjir' saya itu mau lihat banjir, kemudian saya naik sepeda krepyek krepyek masuk ke sana, lihat pompanya jalan. 'Kamu pompanya berapa shift? 'Yang pompa baru ini kami berdua terus kami berjaga di sini', di Berok saya tanya, 'kamu berapa orang? satu orang pak, 24 jam, satu pompa ini saya yang tanggung jawab'. Siapa coba yang mau bekerja seperti itu, mereka bekerja sangat luar biasa," ungkapnya.

Di sisi lain, Ganjar juga menyoal permasalahan sampah yang menyebabkan saluran pompa air tersumbat.

"Kenapa pompa jalan kok cuma satu di Berok, kemarin itu yang satu kemasukan sampah, jadi pompanya mati. Kita mau salahin siapa lagi, siapa yang buang sampah? Kelamaanlah, saya yang tanggung jawab sekarang beres kan," ungkapnya.

Untuk itu, Ganjar meminta dukungan masyarakat agar senantiasa peduli terhadap lingkungan sekitar.

"Maka butuh dukungan masyarakat untuk peduli tidak buang sampah sembarangan, menjaga lingkungan. Cari siapa yang salah? "ngawur, pekerjaannya tidak profesional" Padahal sampahnya, mungkin kita atau saya ikut kontribusi di sana," jelasnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/02/25/06295631/ganjar-soal-banjir-di-semarang-kalau-mau-menyalahkan-salahkan-saya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke