KOMPAS.com - Di pinggir Jl. Ir. Juanda, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah, tampak berjajar mural-mural yang menghiasi dinding-dinding bangunan.
Di salah satu tembok, terdapat sebuah mural yang mengundang perhatian.
Mural itu menampilkan dua orang.
Sesosok laki-laki berkepala plontos sedang mencukur seorang pria yang terlihat lebih muda darinya.
Sambil berdiri, tangan kanan pria berkaos hitam itu memegangi alat pencukur rambut.
Sedangkan tangan kirinya menyentuh rambut orang yang dia cukur.
Sebuah senyum tersungging dari bibirnya.
Saat dicukur, tubuh anak muda itu tertutup kain putih. Tatapan matanya melihat ke depan.
Potongan rambut mulai berjatuhan di pundak kirinya.
Dua orang yang divisualkan dalam mural itu adalah F.X. Hadi Rudyatmo dan Gibran Rakabuming Raka.
Di mural tersebut, Rudy digambarkan sedang mencukur Gibran.
Mural ini merupakan salah satu dari sejumlah karya yang dibuat muralis Solo untuk merespon purnatugasnya F.X. Hadi Rudyatmo.
Pada Rabu (17/2/2021), bertepatan dengan Hari Jadi ke-276 Kota Solo, Rudy – sapaan F.X. Hadi Rudyatmo – tiba di penghujung masa baktinya sebagai Wali Kota Solo.
Para muralis memberikan kenang-kenangan lewat sejumlah karya ber-tagline “Matur Nuwun”.
Dalam bahasa Indonesia, “matur nuwun” berarti “terima kasih”.
"Ini sebagai bentuk ungkapan terima kasih atas pengabdian Pak Rudy selama ini bagi Solo," jelas koordinator muralis Solo, Irul Hidayat.
Salah satu mural yang mereka suguhkan adalah Rudy mencukur rambut Gibran. Mural itu dibuat dengan bumbu parodi.
Seperti yang sudah diketahui, Gibran Rakabuming Raka akan menjadi Wali Kota Solo selanjutnya.
"Visual ini menggambarkan tentang estafet kepemimpinan dan bentuk pengayoman serta bimbingan seorang Rudy kepada anak muda untuk berani berkorban ketika menjadi seorang pemimpin," ucap Irul.
Di sebelah mural “Rudy cukur Gibran”, terlihat mural lainnya, yakni Rudy mengendarai motor Astrea Grand.
Mengenakan polo shirt bermotif garis-garis merah-hitam, senyum lebar terpancar dari wajahnya.
Masih di Jl. Ir Juanda, ada mural lainnya yang menampakkan Rudy memakai busana beskap, sedang melambai sambil tersenyum.
Mural itu dilengkapi kata “matur nuwun” dan visual bangunan, seperti Stadion Manahan, Tugu Keris Tirtonadi, dan Bendung Karet Tirtonadi.
Ikon-ikon Kota Solo itu dibangun semasa Rudy menjabat sebagai wali kota.
Selain di Jl. Ir. Juanda, mural-mural dengan tema sama juga dapat dilihat di Stadion Manahan, Bendung Tirtonadi, Ngarsopuro, dan Tugu Keris.
Irul menerangkan mural-mural itu menjadi penanda sejarah bahwa Solo pernah memiliki figur wali kota yang unik, sederhana, dan merakyat.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor: Khairina)
https://regional.kompas.com/read/2021/02/21/09000041/cerita-di-balik-mural-rudy-cukur-gibran-di-solo