Salin Artikel

Restoran di Semarang Jadi Korban Penipuan Bukti Transfer Palsu, Pelaku Pura-pura Bayar Lebih

SEMARANG, KOMPAS.com - Salah satu restoran di Kota Semarang yakni Pringsewu Kota Lama menjadi target penipuan bermodus pura-pura transfer kelebihan uang saat order fiktif.

Awalnya, pelaku melancarkan aksinya dengan memesan sejumlah makanan melalui nomor WhatsApp resmi restoran.

Kemudian pelaku membayar pesanan dengan cara mentransfer uang pesanan ke rekening resmi pengelola restoran dengan jumlah uang yang sengaja dilebihkan.

Setelah itu, pelaku mengirimkan bukti transfer kepada pihak pengelola restoran yang ternyata palsu.

Manager restoran Pringsewu, Dani Ramadhan (25) mengaku sudah keempat kali berturut-turut menjadi sasaran penipuan order fiktif dengan meminta uang kembalian.

"Awalnya pesan makanan lalu transfer pembayaran ke rekening. Bukti transfernya dikirim tapi dengan kelebihan uang. Minta uang kelebihannya dititipkan ke ojol yang ambil pesanan," jelasnya saat ditemui di lokasi, Jumat (19/2/2021).

Aksi pertama penipu berhasil mengelabui karyawannya pada Selasa (16/2/2021) dengan total kerugian Rp 850.000.

"Pelaku pesan 6 nasi boks masing-masing seharga Rp 25.000, totalnya Rp 150.000. Lalu dia sengaja bayar transfer lebih sebanyak Rp 850.000. Seolah-olah tidak sengaja keliru kelebihan transfer. Lalu minta uang lebihnya sebanyak Rp 700.000 itu dititipkan ke jasa pengantaran (ojol)," jelasnya.

Setelah dicek transaksi ke rekening, ternyata tidak ada pembayaran dengan jumlah tersebut sehingga bukti transfer yang dikirimkan diyakini palsu.

Ia mengatakan sebenarnya dalam SOP aturan perusahaan kelebihan transfer harus dikembalikan sehari berikutnya. Pengembalian juga tidak boleh secara tunai melainkan dalam bentuk transfer.

"Jadi waktu kejadian pertama itu kami serahkan pesanan pelaku dan uang kelebihan transferan tersebut. Memang kami kurang hati-hati seharusnya memeriksa bukti transferan terlebih dahulu bukannya langsung percaya," ucapnya.

Beruntung, tiga aksi lainnya pada Rabu hingga Jumat (17-19/2/2021) dapat digagalkan lantaran manajemen lebih berhati-hati dalam menyikapi modus pelaku.

Pelaku memperdaya pengelola resto dengan nomor yang berbeda dengan modus yang sama memesan makanan dan mengirimkan bukti transfer palsu.

Namun, pihak resto tak menanggapinya lantaran sudah paham modus pelaku.

"Aksi yang kedua sudah sempat transfer ke rekening sejumlah Rp 299.000 untuk pesan gurame dan cumi asam manis. Tapi tidak kita layani karena setelah dicek tidak ada pembayaran dan bukti transfer yang dikirim juga palsu. Aksi ketiga juga sama ada pesanan dengan bukti transfer palsu tidak kita layani," ucapnya.

Lantas, karena penasaran pihaknya mencoba menelusuri alur pelaku di aksinya yang keempat.

Pihaknya mendapatkan pesanan makanan dengan bukti transfer sejumlah Rp 890.000 dengan kelebihan uang Rp 500.000.

"Pemesan atas nama Bimo. Sudah transfer pas dicek engga ada pembayaran. Bukti transfer yang dikirim palsu. Tapi kita bikinkan pesanan untuk memancing pelaku," ujarnya.

Pengemudi ojol yang bernama Muhamad Faisol (54) saat itu mengambil pesanan pun mencoba mengantarkan sesuai panduan pelaku melalui telepon.

Namun, pelaku justru tak mau diantar pesanannya malah diminta menuju ke minimarket terdekat.

"Penipu itu memaksa saya agar segera mentransfer pulsa menggunakan uang pengembalian dari resto yang ternyata itu penipuan," ungkapnya.

Pengelola resto sempat menelusuri kantor perusahaan ojol yang pertama kali berhasil menipu mereka.

Ternyata pihak perusahaan tersebut tak mau membeberkan identitas ojol tersebut.

"Kami curiga ke ojol itu tentu ada, bisa saja kongkalikong. Intinya kami hanya ingin tahu saja siapa penipu itu," ucapnya.

Tak hanya di resto Pringsewu Cabang Kota Lama Semarang yang jadi sasaran penipuan, adapula dua resto di daerah lainnya yaitu di Cirebon dan Purwokerto di hari yang sama.

Mendapati aduan tersebut, Katim Resmob Elang Utara Polsek Semarang Utara, Aiptu Agus Supriyanto menjelaskan dalam transfer fiktif itu jumlah nominal pembayaran dilebihkan sehingga sisanya diminta oleh pelaku.

"Kami imbau kepada para pemilik resto atau tempat usaha lainnya agar lebih berhati-hati dalam transaksi digital. Tentu perusahaan sudah ada SOP yang mengatur hal itu sehingga harus betul-betul dijalankan," katanya.

Dari kejadian itu, korban penipuan di resto Pringsewu memilih tidak melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian dan memilih untuk lebih waspada.

Dari informasi, ada juga beberapa resto lain di Semarang yang jadi target penipuan dengan modus order fiktif.

https://regional.kompas.com/read/2021/02/19/21100161/restoran-di-semarang-jadi-korban-penipuan-bukti-transfer-palsu-pelaku-pura

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke