Setelah sepakat menjual tanah untuk pembangunan kilang minyak itu, sejumlah warga ramai-ramai memborong mobil secara bersamaan.
Warga yang memborong mobil secara bersamaan dan berkelompok itu merupakan warga Dusun Pomahan dan Dusun Sumurgeneng.
Kepala Dusun Pomahan, Desa Sumurgeneng, Kasiyanto mengatakan, ada 17 mobil dikirim dari Surabaya dan Gresik yang datang pada Minggu (14/2/2021).
Selain itu, ada tiga mobil dari dealer di Tuban yang juga datang pada hari itu.
"Rata-rata mobil yang mereka beli jenis Innova, HRV, Expander, Pajero, dan Honda Jazz," kata Kasiyanto, saat ditemui Kompas.com di Balai Desa Sumurgeneng, Rabu (17/2/2021).
Mereka membeli mobil setelah menerima pembayaran tahap akhir dari hasil konsinyasi yang dititipkan di Pengadilan Negeri Tuban.
"Mereka yang membeli mobil baru secara bersamaan kemarin itu kelompok yang dulunya menolak keras menjual tanahnya," katanya.
Kasiyanto menyebutkan, ada sebanyak 70 kepala keluarga (KK) di Dusun Pomahan, Desa Sumurgeneng, yang mendapatkan uang penjualan tanah dari Pertamina.
Dari 70 KK tersebut, sekitar 50 KK dulu menolak keras menjual tanah untuk pembangunan kilang minyak new grass root refinery (NGRR).
Saat Kompas.com mendatangi sejumlah warga yang membeli mobil baru bersamaan tersebut, mereka enggan diwawancara.
Salah seorang warga Dusun Pomahan, Desa Sumurgeneng, Dika mengatakan, keluarganya menerima uang penjualan tanah dari Pertamina sejak Agustus 2020,
Keluarganya sejak awal menerima pembebasan lahan warga yang terdampak pembangunan kilang minya, sehingga lebih cepat mendapat uang.
Akan tetapi, Dika tidak tahu berapa jumlah uang yang didapat keluarganya. Sebab, jual beli tanah dilakukan orangtuanya.
"Setelah dapat uangnya, saya dibelikan mobil innova ini dan saya juga enggak berani tanya dapat uang berapa kepada orangtua," kata Dika, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu.
Ia mengatakan, mobil tersebut akan dipakai untuk menunjang usaha jasa pengeboran sumur yang dimiliki keluarganya selama ini.
"Usahanya jasa pengeboran sumur, Insya Allah sebagian uangnya juga untuk usaha dan sebagian lagi untuk renovasi rumah," ujarnya.
https://regional.kompas.com/read/2021/02/17/21175631/warga-tuban-ramai-ramai-borong-mobil-kepala-dusun-dulu-mereka-menolak-keras