Salin Artikel

Perjuangan Guru: Menantang Deras Sungai hingga Melibas Jalan Terjal demi Antar Tugas Siswa

KOMPAS.com - Derasnya arus Sungai Maidang di Kecamatan Kambata Mapambuhang, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), bukan jadi halangan bagi Fransiskus Xaverius Geroda dan empat orang rekannya.

Sungai selebar kurang lebih 50 meter itu mereka tantang meski air sedang kencang.

Itu terlihat dari sebuah video berdurasi 3 menit 30 detik yang viral di media sosial.

Kata Fransiskus, video tersebut diambil pada 28 Januari 2021 sekitar pukul 12.30 WITA.

"Kalau di video itu persis terjadi dua minggu lalu, pada tanggal 28 Januari (2021). Yang ambil videonya itu kebetulan teman guru yang duluan ke sebelah kali," tuturnya kepada Kompas.com, melalui sambungan telepon, Senin (15/2/2021) malam.

Menyeberangi sungai hingga jalan kaki

Fransiskus dan empat temannya itu merupakan guru Sekolah Dasar Negeri Lumbung. Saat itu, mereka sedang mengantar tugas siswa.

Mereka terpaksa melawan deras sungai karena belum ada jembatan penghubung di wilayah itu.

Biasanya saat menyeberanginya, tugas-tugas siswa mereka wadahi kantong plastik biar tidak basah.

"Kertas (yang berisikan tugas siswa) tidak basah karena ada kantongnya. Semuanya kami simpan dalam kantong plastik dan diisi dalam tas," ujar Fransiskus.


Tak hanya menantang derasnya arus, terjalnya jalan pun mereka libas.

Para guru juga rela berjalan sejauh kurang lebih 4 kilometer untuk bisa sampai di rumah siswa tertentu.

Adapun jumlah siswa di sekolah tersebut adalah 73 orang.

"Jalan kaki, tidak ada akses jalan rayanya. Yang paling jauh sekitar 4 kilometer. Jadwalnya setiap pekan, kasih tugas baru, ambil tugas lama," ucap Fransiskus yang menjabat Pelaksana Tugas Kepala Sekolah Dasar Negeri Lumbung.

Bangga bisa mengabdi

Fransisku dan rekan-rekannya harus melakukan itu karena tempat mereka mengajar belum bisa menerapkan pembelajaran online dari rumah.

Pasalnya, tidak ada jaringan internet di daerah itu. Pun dengan listrik.

Desa Maidang merupakan wilayah yang terisolasi dengan jarak sekitar 49 kilometer dari Waingapu, ibu kota Kabupaten Sumba Timur.

Meski harus berpeluh keringat dan bahkan bertaruh keselamatan jiwa, Fransiskus merasa bangga bisa mengabdi kepada dunia pendidikan.

Sesampainya di rumah siswa, lelah itu terbayar.

"Kalau sudah sampai di rumahnya anak-anak, bertemu orangtua murid. Kemudian anak-anak lagi, itu ada kebanggaan tersendiri," kata dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Sumba, Ignasius Sara | Editor: David Oliver Purba)

https://regional.kompas.com/read/2021/02/16/13400221/perjuangan-guru-menantang-deras-sungai-hingga-melibas-jalan-terjal-demi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke