Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Soal Ujian "Pak Ganjar Tak Pernah Bersyukur" | Pria Ditangkap karena Bakar 5 Hektar Lahan Warga

Di dalam buku tersebut terdapat soal yang menyebutkan nama Pak Ganjar tak pernah bersyukur dan tidak pernah shalat.

Menurut GM PT Tiga Serangkai, buku tersebut diterbitkan pada tahun 2009 jauh sebelum Ganjar Pranowo menjadi Gubernur Jawa Tengah.

Sementara itu di Kabupaten Meranti, seorang pria berinisial Z (26) diamankan polisi karena tak sengaja membakar lahan milik warga selus 5 hektar.

Ia awalnya hendak membersihkan lahan untuk tanam cabai dengan cara dibakar. Namun saat ditinggal nonton televisii, api telah menjalar ke lahan milik warga.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut 5 berita populer nusantara selengkapnya:

Ia menegaskan penyebutan nama "Pak Ganjar" di soal tersebut tidak ada kaitannya dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Pasalnya, buku itu kali pertama diterbitkan pada tahun 2009, jauh sebelum Ganjar Pranowo menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.

"Jadi Pak Ganjar itu sekadar contoh sebuah nama di soal saja. Terbitnya tahun 2009. Sementara Pak Ganjar (Gubernur Jateng) mulai 2013. Jadi empat tahun sebelumnya," kata dia, Selasa (9/2/2021).

Awalnya Z membersihkan lahan yang masih semak belukar dengan cara dibakar.

Namun setelah memindahkan bara api, ia kembali ke gubuk untuk beristirahat sambul minum dan nonton televisi.

15 menit kemudian pelaku diberi tahu jika api sudah membesar dan menjalar ke 5 hektar lahan milik warga lainnya.

"Akibat kejadian tersebut, api sudah menyebar dan menyebabkan lima hektar lahan milik masyarakat terbakar," kata Kapolsek Rangsang IPTU Djoni Rekmamora.

Pencabulan terungkap saat Y ibu korban mendengat anaknya menjerit tengah malam. Namun ia pura-pura tidur sembari meluhat suaminnya.

Y sempat menasihati TS untuk tak mengulangi perbuatannya lagi. Namun suaminya marah dan Y pun memilik melaporkan suaminya ke polisi.

"Menurut keterangan istrinya, TS ini sudah dua kali mencabuli anak kandung mereka. Aksi itu berlangsung di kamar korban saat tengah malam," kata Edi, Rabu (10/2/2021).

"Pengakuan tersangka khilaf, apakah ada kelainan seks itu akan kita selidiki lebih lanjut. Pelaku ini bekerja sebagai sopir dan jarang pulang ke rumah," ujar Edi.

Saat itu personel Kepolisian Resort Puncak hendak mengamankan motor milik pengojek bernama Rusman yang sehari sebelumnya tewas ditikam di Kampung Ilambet, Distrik Ilaga, Rabu (10/2/2021).

Kontak senjata tidak dilakukan secara sporadis.

Hal ini diduga karena KKB hanya ingin mengganggu petugas yang ingin mengambil motor milik Rusman.

"Penembakan terjadi sekitar jam 10 dan berlangsung hampir selama dua jam. Jarak tembaknya jauh, sekitar ratusan meter. Mereka tembak dari atas gunung," ujar Dicky, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu.

"Terima kasih semuanya sudah menyatukan kami, keluarga jadi utuh kembali," ucap Deden usai bersujud dan meminta maaf kepada ayahnya, Koswara, Rabu (10/2/2021).

Deden mengaku menyesal atas perbuatannya. Ia mengaku mencintai ayah dan saudaranya serta bersyukur dengan silaturahmi ini lebih mendekatkannya kepada orangtua dan keluarganya.

"Saya menyesal, saya mencintai keluarga dan orangtua," katanya.

Dari pantauan Kompas.com di Pengadilan Negeri Bandung, penggugat yang mengenakan pakaian batik putih tampak mendorong kursi roda yang diduduki Koswara.

Anak dan ayah ini pun terlihat rukun, bahkan saat Koswara menaiki tangga, Deden terlihat membantu ayahnya itu memasuki ruangan mediasi.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Idon Tanjung, Aji YK Putra, Agie Permadi | Editor : Setyo Puji, Aprillia Ika, Aprillia Ika, David Oliver Purba, Farid Assifa)

https://regional.kompas.com/read/2021/02/11/06260011/-populer-nusantara-soal-ujian-pak-ganjar-tak-pernah-bersyukur-pria-ditangkap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke