Salin Artikel

Tentang Buku “Pak Ganjar Tidak Pernah Bersyukur”, Penerbit: Tidak Ada Tendensi Sama Sekali

KOMPAS.com - Sebuah foto soal pelajaran menjadi viral di media sosial. Pasalnya, dalam soal tersebut menyebut “Pak Ganjar” yang dikatakan tidak pernah bersyukur dan tidak pernah menjalankan salat.

Soal bernomor 9 itu ditulis seperti ini:

"Walaupun mendapatkan rezeki yang banyak, Pak Ganjar tidak pernah bersyukur dengan menyembelih hewan kurban pada hari Idul Adha. Pak Ganjar termasuk orang yang...

a. beruntung
b. beriman
c. rugi
d. sukses"

Di bawahnya terdapat lagi soal yang mirip:

"Meskipun sudah mendapatkan rezeki yang banyak, Pak Ganjar tidak pernah bersyukur. Sebagai orang Islam, ia pun tidak pernah melaksanakan salat. Pak Ganjar termasuk orang yang...

a. beruntung
b. beriman
c. bangkrut
d. rugi"

Warganet kemudian menghubungkan soal tersebut dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Saat diberitahu mengenai foto tersebut, Ganjar mengaku sempat kaget.

Dia mengatakan bakal melakukan klarifikasi kepada penerbit apakah pencantuman nama yang mirip dengannya itu mengandung motif tertentu atau tidak.

"Buku dari Tiga Serangkai itu, ya? Saya sih nanti biar dicek temen-temen untuk klarifikasi dulu saja siapa yang nulis, benar tidak, motifnya apa. Biar tidak jadi keributan," tuturnya.

Ganjar menyampaikan ia tak tahu-menahu apakah hal tersebut disangkutkan dengan politik.

Ia menganggap soal itu sebagai kritikan terhadap orang bernama Ganjar supaya rajin ibadah.

"Mungkin kritikan buat saya. Salat harus kencang, kalau Idul Adha harus sembelih sapi. Mungkin penulisnya memberi kritik untuk yang namanya Ganjar, tapi kan Ganjar-nya banyak," kata dia.


Tidak merujuk pada Ganjar Pranowo

Soal tersebut terdapat dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terbitan PT Tiga Serangkai tahun 2020.

Menanggapi viralnya cuitannya tersebut, pihak penerbit menjelaskan duduk permasalahannya.

General Manager PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Solo Mas Admuawan menyatakan penulisan nama dalam soal tersebut tidak merujuk pada sosok Ganjar Pranowo.

Ditambah lagi, buku itu terbit jauh sebelum Ganjar Pranowo menjabat Gubernur Jawa Tengah.

"Jadi ‘Pak Ganjar’ itu sekadar contoh sebuah nama di soal saja. Terbitnya tahun 2009. Sementara Pak Ganjar (Gubernur Jateng) mulai 2013. Jadi empat tahun sebelumnya," jelasnya di Solo, Jawa Tengah, Selasa (9/2/2021).

Admuawan menerangkan dalam kode etik penyuntingan buku pelajaran ada beberapa yang diacu sebagai dasar penerbitan buku.

"Di antaranya adalah tidak boleh menyebut SARA, tidak boleh juga bias gender harus mengakomodir keberagaman, kebhinekaan, memupuk nasionalisme ini kita laksanakan," ujarnya.

Terkait nama “Ganjar” yang masih dipakai dalam buku, Admuawan mengungkapkan itu terjadi karena belum adanya perubahan kurikulum, sehingga tidak ada proses revisi.

"Sementara buku agama kita itu kurikulumnya itu revisinya kecil-kecil tidak total. Sehingga namanya itu tetap terbawa. Sama sekali kita tidak kepikiran dan tidak mengaitkan bahwa nama ‘Pak Ganjar’ dalam buku kita adalah Ganjar Pranowo tidak sama sekali," ucap dia.

Menurut Admuawan, buku itu telah dicetak sebanyak lima kali, yakni pada 2009, 2012, 2015, 2018, dan 2020.


Akan direvisi

Kata Admuawan, pihaknya bakal melakukan revisi terhadap penamaan tersebut.

"Padahal kami tidak berpersepsi, tidak ada tendensi sama sekali. Apalagi mendiskreditkan. Kami mohon maaf atas tidak perkenan, ketidaknyamanan itu. Kita berjanji akan kita revisi," tandasnya.

Guna memahamkan pembacanya, penerbit berencana mengirimkan surat ke cabang penerbitan Tiga Serangkai untuk menegaskan ke pengguna buku bahwa Ganjar yang ditulis dalam soal itu bukanlah Ganjar Pranowo.

Admuawan menyampaikan dia siap bertemu dengan Ganjar Pranowo untuk meluruskan kejadian tersebut.

Pihaknya mengaku telah dihubungi oleh beberapa instansi yang menanyakan hal itu.

"Terkait nama ‘Pak Ganjar’ yang ada di buku agama kita, tadi dari Kesbangpol Jateng itu sudah klarifikasi ke sini kami juga yang menemui dan menjelaskan. Dan juga dari Polresta Solo," sebutnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Semarang, Riska Farasonalia; Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor: Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2021/02/09/23530761/tentang-buku-pak-ganjar-tidak-pernah-bersyukur-penerbit-tidak-ada-tendensi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke