Salin Artikel

Ini Bahaya Debu Vulkanik Gunung Raung, Picu Luka di Kornea hingga Penyakit ISPA

Bila terpaksa keluar rumah, warga diimbau tegas untuk mengenakan masker dan penutup wajah.

Debu vulkanik terbentuk dari material berupa potongan kecil batuan bergigi, mineral, dan kaca vulkanik.

Ketika gas-gas dalam ruang magma mulai menyebar, gas-gas tersebut akan mendorong magma yang terdiri dari silika dan gas keluar dari perut gunung berapi.

Saat terjadi ledakan, magma yang keluar di udara akan mendingin dan membeku, menjadi batuan vulkanik dan pecahan kaca.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dr Widji Lestariono, debu vuklanis membawa berbagai material yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Secara kasar, abu vulkanik itu seperti abu semen, berupa batuan kecil dan halus yang terlempar ke atas saat terjadi erupsi gunung api.

Debu tersebut mengandung sejumlah partikel seperti silika, kalium, natrium, besi, serta nikel.

“Material ini jika terpapar ke tubuh manusia bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti ISPA, sakit tenggorokan, iritasi mata, hingga luka pada kornea,” kata pria yang biasa disapa dr. Rio tersebut, Senin (8/1/2021) dikutip dari rilis Pemkab Banyuwangi.

“Inilah yang berbahaya. Kalau masuk ke mata kita, dan mengenai kornea, bisa menimbulkan luka goresan di kornea kita. Ini bisa menyebabkan penglihatan kabur,” ujar Rio.

Ia mengatakan jika sudah terlanjur terkena debu, sebaiknya mata tidak langsung dikucek dan langsung dibersihkan dengan air mengalir.

“Oleh karenanya, bila terlanjur abu vulkanik masuk ke mata, jangan langsung dikucek. Tapi, langsung bersihkan dengan air yang mengalir. Kalau memungkinkan dengan boor water,” imbuhnya.

Rio menjelaskan, selain bahaya untuk mata, debu vulkanik bahaya untuk pernafasan dan memicu ISPA.

Menghirup abu vulkanik dapat merusak kesehatan manusia, karena aerosol berbahaya dan gas beracun yang membentuk abu dapat mengiritasi paru-paru.

Gejala pernapasan (jangka pendek) yang dirasakan adalah hidung beringus, sakit tenggorokan/batuk, sesak napas, hingga asma bisa kambuh

“ISPA ini yang biasanya banyak ditemui saat terjadi erupsi gunung. Bila mengalami sesak nafas, segera ke layanan kesehatan terdekat. Agar segera mendapat pertolongan awal,” jelas Rio.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, sejak Kamis, 21 Januari 2021 Gunung Raung erupsi.

Sementara itu, berdasar pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi sebaran abu vulkanik jika dilihat dari prakiraan sebaran abu vulkanik yaitu VAAC (Volcanic Ash Advisory Center) Darwin, tinggi abu vulkanik Gunung Raung pada Senin pagi (8/2/2021) mencapai 18.000 kaki atau 6 km dari permukaan laut.

“Persebaran abu vulkanik diprakirakan mengarah ke sejumlah kecamatan di Banyuwangi. Seperti Songgon, Licin, Kalipuro, Giri, hingga Banyuwangi kota."

"Kami menghimbau agar masyarakat memakai masker dan pelindung mata jika beraktivitas di luar rumah,” kata Ibnu Haryo, prakirawan pada BKMG Banyuwangi.

Ibnu juga menambahkan, pada Senin ini secara umum wilayah Banyuwangi terpantau berawan.

Namun pada siang hingga malam berpotensi hujan dengan intensitas ringan sampai sedang. Masyarakat juga dihimbau untuk tetap waspada terhadap angin kencang beberapa hari kedepan.

"Potensi angin kencang terjadi ketika di hari-hari panas atau terik namun terjadi pertumbuhan awan cumulonimbus yang cukup cepat," jelasnya

https://regional.kompas.com/read/2021/02/08/17570071/ini-bahaya-debu-vulkanik-gunung-raung-picu-luka-di-kornea-hingga-penyakit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke