Salin Artikel

Mempelajari Pengobatan Tradisional dari Serat Primbon Jampi Jawi

Tanaman-tanaman ini dikenal sebagai tanaman obat tradisional.

Bagi masyarakat Indonesia, khususnya Jawa, pengobatan tradisional adalah bagian dari budaya yang memiliki kekhasan lokal.

Selain itu masyarakat Jawa berpegang pada ilmu titen yaitu ilmu yang mempelajari tentang kebiasaan dan pengalaman secara berulang-ulang

Salah satu naskah yang berisi pengobatan tradisional adalah Serat Primbon Jampi Jawi.

Naskah cetak Serat Primbon Jampi Jawi menjadi koleksi Perpustakaan Reksopustoko Manggkunegaran Surakarta dengan nomor koleksi M 33. Naskah Serat Primbon Jampi Jawi memiliki 82 halaman.

Disebut naskah cetak karena Serat Primbon Jampi Jawi sudah diterbitkan Tan Kun Swie, Kediri pada tahun 1949.

Judul naskah di sampul depan ditulis dengan huruf Jawa dan dilanjutkan dengan halaman semacam pengantar.

SERAT PRIMBON JAMPI JAWI

Ngewrat racikan Jampi Jawi tulen turunan saking Serat
Primbon kina, sampun kanyatakaken katindakaken sarta kathah
pitulungipun
Ingkang gadhah waris primbon Brata Suparta

Tiyang mardika in Tulungagung
(Diperlindungi hak karang-karangan Staatsblad 1912
No. 606 fatsal 11)
Kawedalaken sarta kasade denin
Tan Gun Swi
Kediri
4e DRUK: 1949
VOORBERICHT

(Berisi racikan Jamu Jawa asli, warisan dari SeratPrimbon kuna,
sudah dibuktikan dan dilakukan ternyata banyak manfaatnya.
Yang punya waris primbon Bpk Brata Suparta Tiyang Merdikan di Tulungagung.
Dilindugi hak karang mengarang Staatsblad 1912. No. 606 fatsal 11)
Dikeluarkan serta dijual oleh Tan Gun Swi KEDIRI 4e DRUK:1949 VOORBERICH

Untuk membuat ramuan digunakan tanaman obat serta rempah-rempah.

Tanaman obat yang digunakan seperti daun sambilata, daun meniran, daun turi merah, daun widoro, dan sebagainya. Sedangkan rempah yang digunakan juga dari berbagai macam jenis.

Selain tanaman obat dan rempah, juga digunakan bahan tambahan lain seperti madu dari berbagai jenis lebah, susu kambing, susu sapi, telur ayam kampung, dan sebagainya.

Untuk meramu digunakan peralatan tradisional seperti panci atau periuk untuk merebus, cobek dan muthu untuk mengulek, pipisan atau gandhik untuk menghaluskan, kain mori untuk memeras cairan dalam ramuan.

Termasuk penggunaan lumpang dan antan (alu) untuk menumbuk.

Penggunaan ramuan bisa dengan meminum cairan dari hasil perasan ramuan. Selain itu ada juga dengan cara mengoleskan cairan ramuan pda tubuh tertentu. Menempelkan bentuk adonan lunak (pilis) di dahi atau kening. Dapat juga dengan menapalkan (tapel) adonan lunak di perut.

Contohnya adalah sakit kepala (sakit ngelu) maka akan dibedakan berbagai jenis seperti sakit ngelu limrah (sakit kepala biasa), sakit ngelu asal saking angin (sakit kepala karean angin), sakit ngelu saking encok dan sebagainya.

Setiap penyakit akan dikelompokkan menjadi satu dengan berbagai gejala dan ramuan obatnya.

Pada bagian akhir diuraikan juga manfaat berbagai bahan tanaman obat dan rempah yang berkaitan dengan penyembukan penyakit serta mejaga kebugaran tubuh.

Dalam naskah tersebut, Tan Gun Swi juga menulis.

Menggah ing pamanggih kula tumrap para sakit ingkang kadunung celak kaliyan Dokter, ing saestunipun langkung prayogi nyuwun pitulunganipun dokter, awit dokter punika nama sampun terang angsal pratandha ahli saking sakit tuwin jampi.

Dene tumrap para sedherek ingkang tebih dokter, ingkang kapareng ngagem jampi Jawi, mugi sampun ngantos nilar dugi-dugi lan prayogi.

(Menurut pendapat saya bagi orang sakit yang dekat dengan dokyer, sebaiknya akan lebih tepat minta bantuan dokter, karena dokter lebih ahli dan lebih tahu di bidang penyakit maupun obatnya.

Akan tetapi bagi masyarakat yang jauh dari dokter, diperbolehkan menggunakan obat berupa jamu, tetapi sebaiknya harus hati-hati jangn mengesampingkan aturan-aturannya supaya hasilnya akan lebih baik)

https://regional.kompas.com/read/2021/02/06/08300031/mempelajari-pengobatan-tradisional-dari-serat-primbon-jampi-jawi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke