Mereka ialah Anom Subekti (60), istri Anom yang bernama Tri Purwanti, anaknya Alfitri dan cucu Anom, Galuh (10).
Dari sidik jari yang ditemukan oleh polisi, diduga pembunuhan tersebut dilakukan lebih dari satu orang dan dilatarbelakangi dendam.
Lantas siapakah sosok Anom Subekti?
Pencipta lagu Rembang Indah
Seniman dan dalang Sigid Ariyanto mengungkapkan, Anom Subekti merupakan pencipta sebuah lagu yang populer sekitar tahun 1990.
Lagu yang diciptakan Anom berjudul Rembang Indah.
"Pak Bekti (pencipta lagu) Rembang Indah. Populer pas zaman radio RSPD Rembang," ujar Sigid, Jumat (5/2/2021).
Sigid mengajak warga Rembang mengenang kembali sosok Anom dengan melestarikan karya legendarisnya.
"Satu-satunya jalan ya kita putar lagunya Rembang Indah gitu, itu karya beliau yang nyata," ujar dia.
"Dia itu ketoke (sepertinya) hanya jual beli gamelan, yang jelas awalnya menyewakan gamelan. (Profesi dalang) arang-arang (jarang-jarang). Dia kan kan penasihat di Pepadi (Persatuan Pedalangan Indonesia) Rembang," kata Sigid.
Anom, sebutnya, memiliki sanggar bernama Padepokan Seni Ongko Joyo yang bebas digunakan untuk kegiatan seni budaya.
"Pak Bekti itu orangnya baik memberi nasehat, mernah-mernahke konco-konco dan orangnya fleksibel, sanggarnya bebas untuk latihan siapa saja, karawitan bebas, enggak bayar, disediakan gamelan pendopo, untuk kegiatan warga Rembang," terang dia.
Anom disebut menguasai berbagai kesenian tradisional seperti wayang kulit, wayang wong hingga ketoprak.
Tak hanya itu, Anom Subekti dikenal sebagai seniman yang suka berorganisasi dan aktif berkesenian.
Selain di Dewan Kesenian dan Pepadi Rembang, almarhum juga tergabung di Lembaga Pembina Seni Pedalangan Indonesia (Ganasidi).
Anom diketahui pernah berdinas di Departemen Penerangan di era Presiden Soeharto.
"Beliau juga pedagang. Main gamelan bisa, bikin dan jual gamelan juga bisa. Gamelan yang saya pakai juga dari beliau," tutur Ki Gondrong, seperti dilansir dari Tribun Jateng.
Dalang berambut panjang tersebut mengaku mengenal Anom sejak duduk di bangku SMP.
"Waktu itu saya belajar mendalang di Karangturi, Lase, Beliau salah satu tutornya," kata Ketua Yayasan Lasem Kota Cagar Budaya tersebut.
“Sebelum saya diterima masyarakat Rembang, atau boleh dikatakan mulai laris sebagai dalang, beliau satu-satunya yang mendukung saya. Beliau bilang, jangan minder ke rekan seprofesi yang sudah lebih bagus dan menonjol. Tetap semangat karena rezeki Tuhan yang mengatur. Saya rasa sikap beliau ke seniman muda lain juga begitu," lanjut dia.
Anom peduli dengan regenerasi seniman tradisional.
Terbukti, ia mendidik putranya sebagai seorang dalang profesional.
Ia juga kerap mengajari anak-anak seni pedalangan dan karawitan.
"Sampai sekarang saya masih terkejut, apa kira-kira motif pelaku. Beliau orang yang dekat dengan semua orang dan sangat dermawan," kata dia.
Sementara pada malam hari sebelum ditemukan meninggal, tak ada tanda-tanda mencurigakan.
Letak kediaman Anom yang agak jauh dari lingkungan sekitar juga membuat warga tidak mengetahui apakah korban sempat berteriak minta tolong.
"Ya ini agak jauh dan termasuk permukiman baru. Kalau ada apa-apa, enggak terdengar memang," terang dia.
Ditemukan tanda penganiayaan benda tumpul, diduga dibunuh saat tidur
Adapun penemuan jenazah Anom Subekti ditemukan oleh asisten rumah tangga pada pukul 06.30 WIB.
Keempat jenazah ditemukan tergeletak tak bernyawa di tempat tidur.
Polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan otopsi terhadap korban.
Kapolres Rembang AKBP Kurniawan Tandi Rongre mengatakan adanya tanda-tanda penganiayan pada tubuh korban.
"Untuk saat ini, korban dari hasil olah TKP korban dinyatakan ada penganiayaan," kata Rongre di tempat kejadian, Kamis.
Polisi menduga, pembunuhan dilakukan lebih dari satu orang. Hal ini terungkap dari sidik jari yang ditemukan di tempat kejadian perkara.
Adapun, pembunuhan disebut dilatarbelakangi dendam lantaran tak ada barang yang hilang.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Blora, Aria Rusta Yuli Pradana | Editor : Dony Aprian, Teuku Muhammad Valdy Arief)
https://regional.kompas.com/read/2021/02/06/06210081/mengenal-anom-subekti-seniman-yang-dibunuh-bersama-keluarganya-pencipta-lagu