Salin Artikel

Bupati-Wabup Jember Terpilih Pakai Sarung ke Sidang Paripurna, Ini Alasannya

JEMBER, KOMPAS.com – Pasangan calon bupati dan calon wakil bupati Jember terpilih, Hendy Siswanto–KH M Balya Firjaun Barlaman mengikuti sidang paripurna pengumuman penetapan bupati terpilih di DPRD Jember, Jumat (29/1/2021).

Mereka hadir dengan penampilan berbeda dibanding peserta rapat lainnya. Yakni sama-sama menggunakan sarung, baju koko serta peci hitam.

KH M Balya Firjaun Barlaman mengatakan, tak ada alasan khusus dirinya memakai sarung ke gedung parlemen. Hal itu karena baru selesai menjalankan ibadah salat jumat.

“Kedua belum jadi (bupati),” kata dia, pada Kompas.com di DPRD Jember.

Selain itu, agar ada pembeda siapa bupati yang terpilih dengan lainnya.

“Ketiga, biar tahu mana bupati terpilih,” tambah dia.

Gus Firjaun mengaku, siap menjalakan tugasnya sebagai wakil bupati Jember. Dia akan berjalan bersama-sama dengan bupati.

“Wakil juga harus tahu apa yang dilakukan bupati, tidak boleh diam, sehingga fungsi wakil bisa terlaksana dengan baik,” tutur dia.

Senada dengan Hendy Siswanto, dia juga memiliki memakai sarung karena lebih nyaman dan simpel.

“Sarungan memang enak, bebas merdeka,” ujar dia sambil tertawa.

Mulai mempersiapkan diri

Hendy Siswanto sudah mulai mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin warga Jember.

“Setelah 9 Desember 2020 kami sudah melakukan persiapan untuk menuju 17 Februari 2021 nanti,” terang dia.


Dia mengaku memiliki pemikiran tersendiri untuk mengatasi kegaduhan ASN yang terjadi di Pemkab Jember.

Yakni terkait adanya dualisme jabatan di Pemkab Jember. Mulai dari jabatan berdasarkan KSOTK tahun 2016 dan KSOTK 2021.

Hendy menegaskan, negara ini sudah memiliki aturan yang jelas. Untuk itu, dalam menjalakan pemerintahan, pihaknya akan mengikuti peraturan tersebut.

“Kami akan pelajari dulu aturannya, kami sesuai dengan janji kami untuk mengembalikan hak warga Jember sesuai aturan,” tutur dia.

Dia menambahkan, tak memiliki prioritas kerja di bidang tertentu. Baginya, semua masalah yang terjadi di Jember merupakan prioritas.

Mulai dari permasalahan APBD Jember, jalan rusak, konflik di tubuh birokrasi dan lainnya.

“Semuanya prioritas kami kerjakan bersama-sama, tidak ada 100 hari kerja, harian saja,” ujar dia.

Hendy menilai, APBD merupakan urat nadi dan kunci pembangunan Jember. Bila tidak ada APBD, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa.

Untuk itu pihaknya ingin agar Jember segera memiliki APBD.

“Secepatnya, kalau bisa seminggu ya seminggu,” ujar dia.

Dia menilai kursi bupati merupakan kursi rakyat yang harus dipertanggungjawabkan. Untuk itu, pihaknya akan bekerja secara tim dengan semua kalangan.

“Jember tangung jawab bersama sesuai dengan tupoksi masing-masing,” tutur dia.

Hendy tidak bisa memberikan penilaian terkait segala permasalahan yang terjadi di Jember.

“Kapasitas saya hanya wait and see, karena saya harus belajar dulu, belum punya pengalaman jadi bupati,” imbuh dia.

Sebelumnya diberitakan DPRD Jember menggelar sidang paripurna pengumuman penetapan bupati dan wakil bupati terpilih dalam Pilkada 2020 Jumat (29/1/2021).

https://regional.kompas.com/read/2021/01/29/19072531/bupati-wabup-jember-terpilih-pakai-sarung-ke-sidang-paripurna-ini-alasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke