Salin Artikel

Banjir di Cirebon Membuat Ribuan Hektar Sawah Terancam Puso

Banjir tersebut juga merendam 5.287 hektar sawah yang ditanami padi.

Akibat banjir tersebut, ribuan hektare sawah itu terancam puso.

"Yang terendam banjir sampai saat ini mencapai 5.287 hektar areal persawahan," kata Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Wasman kepada Antara di Cirebon, Selasa (19/1/2021).

Dia mengatakan, jika dalam tujuh hari air masih menggenangi areal persawahan tersebut, maka dipastikan tanaman padi yang baru ditanam sekitar satu bulan itu akan mati atau puso.

"Kalau genangan air lebih dari tujuh hari akan terjadi puso atau replanting," kata dia.

Menurut dia, area persawahan yang terendam banjir tersebut terletak di 11 kecamatan.

Adapun wilayah yang terluas yaitu tanaman padi yang berada di Kecamatan Kapetakan dengan luas 1.467 hektar.

Sampai saat ini, pihaknya masih mengamati kondisi di lapangan untuk mengetahui seberapa parah tanaman padi terendam banjir di Cirebon.

"Memang rata-rata baru satu hari dan kami berharap bisa segera surut agar bisa terselamatkan," ujar dia.

Sementara itu, dari 1 sampai 15 Januari 2021, Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon mendata, terdapat 833 hektar tanaman padi yang harus tanam ulang karena terendam banjir dan puso.

"Yang puso sudah 833 hektar tanaman padi selama Januari 2021," kata Wasman.

https://regional.kompas.com/read/2021/01/19/16383821/banjir-di-cirebon-membuat-ribuan-hektar-sawah-terancam-puso

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke