Salin Artikel

Muara Sungai Progo yang Selalu Penuh Sampah pada Musim Hujan

Sejauh mata memandang tumpukan kayu bercampur dengan plastik, sandal, pecahan botol hingga pampers dan pembalut.

Sampah itu menutup hingga sekitar 200 meter bibir pantai di sekitar muara yang masuk pedukuhan Sidorejo, Kalurahan Banaran.

Lokasinya sekitar setengah kilometer dari kawasan pantai wisata Pantai Trisik.

"Setiap kali hujan di hulu maka Sungai Progo banjir. Sampah datang dibawa ke laut maka terjadi sampah menumpuk. Kami di hulu selalu kebagian menangani sampah," kata Dukuh Sidorejo, Jaka Samudra, Senin (18/1/2021).

Debit air Sungai Progo meningkat seiring hujan yang terjadi sejak Desember 2020.

Aliran air selalu membawa sampah menuju muara. Jaka mengatakan, peristiwa ini selalu berulang bahkan sejak dirinya masih kecil.

Menurut Jaka kondisi ini seperti ini tidak ada jalan keluar karena selalu berulang.

Kecuali, kata dia, mengharapkan orang yang berada di pinggir got, kali, maupun sungai tidak menganggap kali dan sungai itu sebagai tempat sampah.

“Seperti ini selalu terjadi bahkan sejak saya masih kecil,” kata Jaka skeptis.


Masyarakat yang berada di muara selalu menjadi korban.

Pasalnya, tidak ada yang bisa memanfaatkan sampah itu, sekalipun ada sebagian warga memanfaatkan sisa kayu untuk bahan kayu bakar, maupun pemulung yang mengambil gelas plastik maupun botol bekas.

Jumlahnya tentu terbatas. Akibatnya, sampah menumpuk tadi kembali ditelan ombak dan dibawa ke tengah laut.

“Orang memanfaatkan sampah itu pun tidak mungkin sampai 10 persen,” kata Jaka.

Seorang pemancing asal Yogyakarta, Wawan (48) menceritakan, muara sebenarnya lokasi favoritnya untuk memancing.

Setelah pandemi berkepanjangan, baru kali ini ia kembali memancing di Muara Progo.

Ia mengaku sedih kembali menyaksikan muara pantai yang kotor.

Namun, ia juga memaklumi kejadian sebagai hal yang tidak mudah diatasi karena sampah datang bukan dari kawasan sekitar.

Sampah muncul tiap kali habis hujan saat Sungai Progo meluap. Ia memperkirakan, semua sampah datang dari mulai hulu sungai.

Air dalam debit besar mengikis pinggiran sungai, air juga membawa sampah yang dibuang warga yang hidup di sekitar parit besar, kali dan sungai.

Akibatnya, sampah sampai di muara dan menumpuk di sana.

"Sampah-sampah itu bisa datang dari hulu sungai ini di temanggung. Kita yang di muara kena imbas. Memancing juga tidak enak, umpan belum dapat ikan malah dimakan sampah," kata Wawan.


Sampah muara menjadi fenomena yang menimbulkan keprihatinan. Warganet mengungkap rasa sedihnya setelah tumpukan sampah itu beredar di media sosial.

Akun IG @explorebantul menampilkan foto artistik seorang model di tengah tumpukn sampah itu pada 7 Januari 2021.

Foto itu telah mendulang lebih 4.007 like sampai hari ini.

Akun @explorebantul menulisnya: Bukankah hati yang tadinya berseri melihat betapa indahnya alam kita ini akan menjadi sedih ketika melihat alam kita kotor karena sampah. Save the nature. (@adhityol). Loc: Somewhere at Kulonprogo.

Meski foto tidak menyertakan lokasi detailnya, ada beberapa warganet yang mengenali lokasi itu. Seperti komentar dari akun @ammuker: Ini sudah pasti pantai Trisik yang terkenal dgn sampahnya yang berlimpah.

https://regional.kompas.com/read/2021/01/18/15443471/muara-sungai-progo-yang-selalu-penuh-sampah-pada-musim-hujan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke