Salin Artikel

Fakta Lengkap Kasus Pembunuhan Mahasiswa Telkom di Karawang

Ketiganya yakni JF alias Jo (31) sebagai eksekutor.

Kemudian HA (21), dan RH (24) yang membantu mengikat dan membuang jasad korban ke Cilamaya Kulon, Karawang.

Adapun Jo yang beralamat di Dawuhan Barat, Cikampek, ini mengontrak di Kampung Cilalung, Desa Mekarjaya, Kecamatan Purwasari, Karawang.

Jo baru berkenalan dengan Fathan sekitar satu minggu.

Awalnya, Fathan sempat bercerita kepada Ayahnya bahwa ia mempunyai teman bernama Bang Jo yang kerap menasihatinya.

Polisi masih mendalami penyelidikan, termasuk kemungkinan adanya tersangka baru.

"Sementara mentok tiga (tersangka)," ujar Kapolres Karawang AKBP Rama Samtama Putra saat dikonfirmasi, Jumat (15/1/2021).

Motif pembunuhan

Rama menyebutkan, berdasarkan berita acara pemeriksaan (BAP) motif Jo membunuh karena Fathan tak kunjung menepati janji memberi utang.

Menurut pengakuan Jo, ada kata-kata Fathan yang membuatnya sakit hati.

"Tim masih bekerja untuk mendalami kemungkinan ada motif lain," ujar Rama.

Awalnya, Fathan pamit kepada orangtuanya untuk pergi ke rumah teman akrabnya.

Namun, rupanya Fathan bertemu dengan Jo dan HA yang baru dikenalnya selama satu minggu.

Fathan kemudian diajak ke kontrakan Jo di Kampung Cilalung, Desa Mekarjaya, Kecamatan Purwasari Karawang. Namun, sampai di kontrakan, hanya Jo dan Fathan yang masuk.

Sedangkan HA menunggu di luar.

Di dalam kontrakan berukuran 4 x 4 meter itu terjadi perdebatan.

"Ada perkataan korban yang menyinggung, tersangka (Jo) kemudian memukul Fathan sekali," ujar Rama.

Fathan yang tak terima kemudian membalas. Namun, Jo membenturkan kepala Fathan ke tembok. Saat tubunya terlentang, Fathan dicekik.

"Beberapa waktu kemudian (Fathan) meninggal dunia," kata Rama.

HA yang menunggu di luar kemudian masuk ke dalam kontrakan.

Meski sempat terjadi perdebatan, HA dan Jo kemudian memastikan bahwa Fathan sudah tak bernyawa.

HA kemudian membantu Jo mengikat kedua tangan dan kaki Fathan.

Tubuh Fathan kemudian dibuat dalam posisi bungkuk dan dililit plastik dan bed cover.

Jasadnya kemudian ditinggal di kontrakan.

Minta uang tebusan Rp 400 juta

Keesokan harinya, Jo mengirim pesan kepada orangtua Fathan dan meminta uang tebusan Rp 400 juta apabila ingin Fathan selamat.

Pesan itu dikirim menggunakan nomor ponsel Fathan. Tiga jam kemudian, Jo mengirim nomor rekening bank atas nama HA.

"Posisinya korban sudah meninggal," kata Rama.

Orangtua Fathan sempat mencari Fathan ke rumah teman akrabnya.

Keluarga kemudian membuat laporan kehilangan ke polisi.

Jenazah dibuang di persawahan

Selanjutnya, pada Selasa sekitar pukul 24.00 WIB, Jo, HA dan RH membawa jasad Fathan ke Cilamaya menggunakan mobil minibus Carry pinjaman.

Dua orang warga yang tengah lari pagi kemudian menemukan jasad Fathan di parit sekitar persawahan Dusun Kecemek, Desa Bayur Kidul, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang pada Rabu (13/1/2021).

Polisi berhasil menangkap tersangka HA di depan pabrik mobil di Kawasan BIC Cikampek. Sementara Jo melarikan diri.

"Penangkapan tersangka utama hampir melarikan diri, mungkin karena sudah feeling mau ditangkap," ujar Rama.

Saat pengejaran, polisi terpaksa menabrak motor yang dikendarai Jo.

Jo kemudian menabrak gerobak soto dan sate di Jalan Ahmad Yani Cikampek.

"Akhirnya ditangkap," kata Rama.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Karawang AKP Oliestha Ageng Wicaksana mengungkapkan, hasil otopsi menjelaskan bahwa terjadi perdarahan di otak akibat hantaman benda tumpul.

Polisi sebelumnya sempat kesulitan melakukan identifikasi, lantaran kondisi tubuh korban sudah membengkak dan wajah sulit dikenali.

Berdasarkan hasil otopsi, korban diperkirakan telah meninggal 2 sampai 4 hari.

Harapan orangtua korban

Ayah Fathan bernama Kadiman berharap, polisi mengungkap tuntas kasus yang menimpa putra keduanya.

"Saya berharap pelaku ditangkap dan diadili sesuai hukum yang berlaku di Indonesia," ujar Kadiman saat ditemui di rumah dinas Perum Peruri, Telukjambe, Karawang.

Kadiman tak ingin kasus serupa terulang dan menimpa korban lainnya.

"Menurut saya sebagai orangtua, kasus ini sangat luar biasa. Saya berharap tidak terjadi lagi, ini yang terakhir," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/01/16/12355861/fakta-lengkap-kasus-pembunuhan-mahasiswa-telkom-di-karawang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke