Salin Artikel

Video Viral Perjuangan Relawan Covid-19 di Bukit Menoreh, Gotong Peti Jenazah Lintasi Sungai, Naik Turun Bukit

KULON PROGO, KOMPAS.com - Tanah liat sangat licin sehabis hujan lebat di lereng bukit pada Pedukuhan Pantog Kulon, Kalurahan Banjaroyo, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (13/1/2021), selepas tengah hari.

Sungai Ndiro yang membelah dusun pun airnya sempat deras meski surut saat siang.

Sembilan orang berbaju hazmat biru langit, satunya putih, terlihat melintasi semua itu. Sungai diseberangi. Jalan setapak bertanah lembap dilewati. Berjibaku naik turun bukit.

Mereka terlihat begitu hati-hati karena sambil menggotong peti mati jenazah dengan status suspect Covid-19. Semua terekam dalam video yang viral di media sosial.

Mereka sejatinya relawan pemakaman dengan protokol Covid-19 yang berasal dari warga beberapa pedukuhan di Kalurahan Banjaroyo. Mereka beraksi untuk menguburkan tetangga sendiri pada salah satu makam umum dusun.

“Kami melewati medan yang sulit. Air sungai sempat naik karena hujan pagi, beruntung siang surut. Tanah licin dan jalan sempit,” kata Ashari Hidayat (47), salah seorang relawan, saat mengawali cerita, Kamis (14/1/2021).

Makam bisa didatangi lewat jalan lain, tetapi lebih jauh. Jarak terdekat berada sekitar 200 meter dari mobil ambulans pembawa jenazah. Pemakaman biasa ini menjadi lebih berat ketika harus memenuhi protokol Covid-19, apalagi di tengah cuaca tidak mendukung karena habis hujan.

Semua serba mengutamakan safety, dari hazmat, masker, faceshield, sarung tangan, hingga penutup alas kaki. Para relawan berjuang melewati medan sambil melawan rasa gerah APD itu. Apalagi masker yang membuat bernapas rasanya tidak biasa.

Tak hanya itu, demi menantang medan yang licin, mereka tak pakai sepatu. Kaki telanjang mereka hanya dibungkus sarung yang bahannya mirip hazmat.

Ashari menceritakan, ini untuk menyiasati jalan yang sangat licin. Sepatu dirasa lebih menyulitkan.

Perjuangan mereka diwarnai berhenti berkali-kali untuk istirahat.

“Istirahatnya sampai tidak terhitung lagi,” kata Ashri.

Perjuangan memakamkan dengan protokol Covid-19 seperti ini merupakan pengalaman ketiga yang dirasakan Ashari. Semua berjalan lancar, termasuk Rabu lalu.

Suspect Covid-19

Kabar duka diterima warga Pantog Kulon, Rabu (13/1/2021) pukul 00.00. Salah seorang warga dikabarkan meninggal dunia di rumah sakit dengan status suspect Covid-19. Kabar juga sampai pada Ashari.

Ia sebenarnya Kepala Dukuh Protonalan sekaligus anggota relawan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhamadiyah Kulon Progo. Protonalan merupakan dusun sebelah.

Sekalipun dari dusun tetangga, ia merasa terpanggil untuk mencari relawan yang sedia membantu penguburan jenazah bila tiba nanti.

Ashri menceritakan, mereka menghubungi BPBD Kulon Progo untuk pendampingan. Mereka lantas mengumpulkan relawan dari antara warga pedukuhan yang sedia membantu pemakaman ini.

Sosialisasi rencana penguburan dan mencari relawan berlangsung pukul 09.00 WIB dan terkumpul sedikitnya 10 orang, baik buruh maupun warga yang belum bekerja, usianya antara 20 hingga 40 tahun.

Ashari menceritakan, rasa kemanusiaan kental di antara tetangga. Oleh karenanya, cepat terkumpul relawan yang sedia membantu pemakaman ini.

“Kami rikuh (segan) kalau sampai harus mencari relawan dari luar. Utamanya adalah saling tolong-menolong dan rasa sosial yang tinggi. Ini tanggung jawab kita bersama,” kata Ashari.

Sejak itu, semua berjalan lancar. Ada yang menyiapkan liang lahat pada sebuah pemakaman kampung. “Ini juga memakan waktu lama karena dikerjakan dari pagi hingga lewat tengah hari sebab tanah liat,” katanya.

Kasus penguburan melibatkan warga sendiri seperti ini sudah tiga kali di desa mereka. Pertama, dilakukan BPBD, kedua dan ketiga murni dilakukan warga meski didampingi BPBD.

Ashari mengharapkan warga turut menghargai upaya para relawan seperti ini. Warga diharapkan terus disiplin menerapkan protokol kesehatan utamanya di lingkungan sendiri, sampai pandemi teratasi.

“Sekarang ini masih banyak mengabaikan. Itu menjadi keprihatinan kami para relawan lokal dan di tingkat lebih tinggi. Harus ada tindakan tegas pemerintah yang lebih kuat agar mereka bisa lebih disiplin mematuhi protokol kesehatan,” kata Ashari.

Ratusan pemakaman

Warga Kulon Progo sudah semakin berani memakamkan sendiri tetangganya meski terkait kasus Covid-19. Aksi pemakaman di Pantog Kulon salah satunya.

BPBD Kulon Progo mencatat ada 50 kegiatan pemakaman oleh warga dengan pendampingan BPBD. Sebanyak 33 kali pemakaman berlangsung pada Desember 2020. Sementara pada 1-14 Januari 2021 siang sudah berlangsung 17 kali pemakaman.

“Totalnya sudah 50 kali pemakaman dengan pendampingan, kami,” kata Koordinator Dekontaminasi dan Pemakaman Cepat BPBD Kulon Progo Edi Haryanto via telepon.

Edi mengungkapkan, pemerintah terus mendorong agar pemakaman serupa bisa dilakukan oleh semua warga di tengah pandemi yang belum tahu kapan selesainya. Pemerintah melalui BPBD mendampingi dan mengedukasi warga agar pelaksanaan pemakaman berlangsung sesuai prosedur Covid.

“Kita ingin masyarakat benar-benar bisa melaksanakan pemakaman secara mandiri,” kata Edi.

BPBD Kulon Progo sendiri sebelumnya telah melaksanakan pemakaman dengan protokol Covid-19 pada 79 kasus sepanjang Maret–November 2020. Dengan demikian, sudah lebih dari 100 kasus pemakaman dengan protokol Covid-19 di Kulon Progo sampai hari ini.

https://regional.kompas.com/read/2021/01/15/17284461/video-viral-perjuangan-relawan-covid-19-di-bukit-menoreh-gotong-peti-jenazah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke