Salin Artikel

Ahli ITB Ingatkan Longsor Susulan di Cimanggung Sumedang Belum Akan Berhenti

Ahli di bidang longsoran tanah dan geologi teknik ITB, Dr. Eng. Imam Achmad Sadisun mengingatkan akan bahaya longsor susulan.

Tim nya menemukan rekahan lain dengan jarak 7 meter dari lokasi kejadian di bagian atas lereng dekat ke jalan.

Dari rekahan yang ditemukan perlu menjadi kewaspadaan akan bahaya longsoran susulan.

Masih banyak retakan, bisa longsor kapan saja

"Kita melihat longsoran susulan ini belum berhenti. Tim ITB ke sana retakan itu ternyata masih ada sampai ke jalan di perumahan yang ada di atas dan paling jauh jaraknya 7 meter, nah ini suatu saat bisa jadi meluncur lagi (longsor)" ujar Imam dalam keterangannya, Kamis (14/1/2020).

Menurutnya, longsor di Cimanggung tak hanya sekali terjadi. Berdasarkan saksi di lokasi, setidaknya empat kali longsor pernah terjadi.

"Dari berbagai dokumentasi foto dan video, dapat diamati dengan jelas bahwa longsoran susulan cenderung berkembang manuju arah gawir utama atau mahkotanya,” ujarnya.

Tidak untuk permukiman

Berdasarkan peta geologi, lanjut Imam, lokasi longsor masuk zona merah dan kuning yang berarti potensi longsor tinggi dan sangat tinggi.

Apalagi longsoran yang terjadi pada Sabtu (9/1/2021) bukan longsoran biasa, namun bisa dikatakan sebagai longsoran kompleks.

"Sehingga untuk perumahan dan permukiman peruntukkannya sangat terbatas," ujarnya.


Ketabilan lereng terganggu

Kejadian longsor di Sumedang ini menurutnya terjadi karena proses gelinciran (sliding) pada bagian atas hingga proses aliran (flowing) di bagian tengah dan bawah sistem longsoran.

"Kejadian longsoran yang diikuti oleh proses aliran lumpur atau bahkan aliran bahan rombakan umumnya menimbulkan banyak korban jiwa dan kerusakan,” katanya.

Berdasarkan pengamatan dan analisis Imam Sadisun, area longsoran Cimanggung ini berawal dari bagian tengah sistem lereng yang ada.

Tempat inilah awal terganggunya kesetimbangan atau kestabilan lerengnya ditambah dengan terjadinya hujan lebat.

Selain itu, lahan di area tersebut pun banyak yang dibuka untuk area perumahan, baik di atas lereng, tengah hingga bagian bawahnya.

"Kenaikan tekanan pori dan berat isi material pembentuk lereng oleh infiltrasi air hujan, telah memberikan kontribusi yang sangat berarti pada proses terbentuknya longsoran ini," kata Imam.

Usulkan relokasi warga

Terkait akan bahaya longsoran susulan, Imam mengusulkan agar pemerintah segera melakukan upaya penanganan.

Hal itu bisa dilakukan dengan cara penataan dari atas tebing mulai dari stabilisasi lereng tersebut dengan melakukan perkuatan material pembentuk lereng atau pemberian struktur penahan lereng secara bertahap hingga pengaturan drainase permukaan dan bawah permukaan dengan baik.

"Atau jika tidak dilakukan penataan ulang kawasan, bisa dengan cara merelokasi masyarakat yang ada di sekitar lokasi longsor ke tempat aman," ucapnya.

Untuk itu, ia menyarankan agar pihak terkait pun memperhatikan UU Penataan Ruang dan Lahan di kawasan rawan longsor.

https://regional.kompas.com/read/2021/01/14/13173291/ahli-itb-ingatkan-longsor-susulan-di-cimanggung-sumedang-belum-akan-berhenti

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke