Salin Artikel

Makin Sering Dengar Gemuruh, Warga Lereng Gunung Merapi Pilih Kembali Mengungsi

Pada November 2020, warga sudah mengungsi saat Merapi dinyatakan Siaga.

Namun mereka pulang ke rumah masing-masing karena aktivitas Merapi cenderung landai meski masih Siaga.

Salah seorang warga Dusun Babadan I, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Nur Intan (21), menceritakan setiap hari mendengar gemuruh dari arah puncak Gunung Merapi.

Dusun Babadan I adalah salah satu dusun yang direkomendasikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Geologi (BPPTKG) untuk dikosongkan karena masuk kawasan rawan bencana (III).

"Sudah beberapa terakhir kemarin (mendengar) gemuruh terus, setiap hari ada suara itu. Jadi ikut ngungsi lagi," ujar Intan, ditemui di Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Balai Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Rabu (6/1/2021).

Intan bersama 245 warga Babadan I lainnya dievakuasi pada Selasa (5/1/2021) ke desa penyangga (sister village) Desa Banyurojo.

Sebagian besar mereka adalah kelompok rentan, yakni wanita, orang tua/lansia, ibu hamil/menyusui, anak-anak, orang sakit, dan kaum disabilitas.

Koordinator Pengungsi Dusun Babadan 1, Wahyudi menjelaskan, warga yang mengungsi lagi ini adalah warga yang sebelumnya sudah mengungsi ketika Merapi naik status dari waspada ke siaga, November 2020 lalu.

Pada 14 Desember 2021 mereka pulang ke rumah masing-masing.


Walau begitu, mereka menyatakan siap dan bersedia jika sewaktu-waktu harus dievakuasi lagi seiring perkembangan aktivitas Gunung Merapi.

"Pas kita pulang ada penurunan (aktivitas Merapi), tapi sekarang ada kenaikan lagi sehingga kami mengungsi lagi sesuai imbauan pemerintah. Waktu itu kita buat surat pernyataan kalau ‘kita tetap ngikuti anjuran pemerintah’,” jelasnya.

Wahyudi mengakui, ada rasa khawatir selama berada di rumah saat Merapi masih berstatus siaga.

Apalagi beberapa hari terakhir semakin sering terdengar suara gemuruh, terutama pada malam hari.

“Iya, setiap hari kalau malam kita dengar suara gemuruh atau guguran. Suaranya semakin hari semakin sering intensitasnya," imbuh Wahyudi.

Dihubungi terpisah, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Edy Susanto memaparkan, total jumlah pengungsi sampai Selasa (5/1/2021) pukul 18.00 WIB tercatat ada 508 jiwa, tersebar di 5 titik lokasi pengungsian.

"Sebagian besar mereka ada yang sebelumnya sudah dievakuasi, lalu pulang, dan kemarin mengungsi lagi ke TEA atau desa penyangga masing-masing," kata Edy.

Adapun 5 titik lokasi pengungsian itu antara lain di Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan; Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan; Desa Ngrajek, Kecamatan Muntilan; Desa Banyurojo dan Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan.

Para pengungsi berasal dari Desa Paten, Krinjing dan Ngargomulyo (Kecamatan Dukun) dan Desa Keningar.

Sampai saat ini belum ada penambahan pengungsi, walau demikian pihaknya terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi, dan berkoordinasi dengan BPPTKG Yogyakarta. 

https://regional.kompas.com/read/2021/01/06/11420341/makin-sering-dengar-gemuruh-warga-lereng-gunung-merapi-pilih-kembali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke