Salin Artikel

Distribusi Vaksin untuk Sulbar dan Jabar pada 5 dan 6 Januari 2021

Adapun pengiriman untuk 2 provinsi lainnya, yakni Sulawesi Barat dan Jawa Barat dilakukan menyusul.

“Untuk Sulbar dikirim hari ini dan Jawa Barat akan dikirimkan besok, 6 Januari 2021,” ujar Head of Corporate Communication Bio Farma Iwan Setiawan dalam pesan singkat, Selasa (5/1/2021).

Iwan mengatakan, hingga kemarin, vaksin yang dikirim pada 3 Januari 2021 ke 14 provinsi sejumlah 401.240 botol sudah sampai di dinas kesehatan masing-masing provinsi.

Sedangkan, pengiriman pada 4 Januari 2021 ke 18 provinsi sejumlah 313.000 botol masih dalam proses.

Vaksin yang dikirim merupakan vaksin Sinovac yang diterima pada 7 Desember 2020, yang berjumlah 1,2 juta dosis.

Namun, meski vaksin sudah didistribusikan, vaksinasi masih menunggu Izin Penggunaan Darurat/EUA dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Sementara itu, Direktur Digital Healthcare Bio Farma Soleh Ayubi mengatakan, pendistribusian vaksin Covid-19 menerapkan teknologi internet of things (IoT).

Caranya dengan memasang sensor suhu dan global position system (GPS) pada kendaraan angkutan vaksin berpendingin.

“Sehingga suhu ruang penyimpanan vaksin dalam kendaraan dan posisi pergerakan kendaraan selama perjalanan dapat dipantau secara real time kapanpun dibutuhkan,” tutur dia.

Untuk kebutuhan otentifikasi, monitoring posisi kendaraan, dan suhu vaksin, Bio Farma membangun Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV).

SMDV terintegrasi dengan sistem lain di dalam dan di luar Holding BUMN Farmasi, termasuk command center yang dilengkapi dengan dashboard IoT.

Tujuannya untuk memonitor segala kondisi yang terjadi dalam perjalanan. Termasuk batasan suhu yang dipantau secara real time, lokasi, kecepatan dan kondisi darurat lainnya; dan dashboard tracking vaksin untuk memonitor pergerakan vaksin.

Soleh menjelaskan, SMDV ini akan diterapkan perdana pada pendistribusian vaksin CoronaVac dari Sinovac untuk seluruh tenaga kesehatan yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.

“Kami berpengalaman panjang dalam pendistribusian vaksin. Kini kami melengkapinya dengan teknologi digital IoT yang dapat dimonitor melalui command center Holding BUMN Farmasi,” ucap dia.

Command center ini merupakan salah satu cara Bio Farma untuk menjamin kualitas vaksin dengan memanfaatkan teknologi digital.

Soleh menambahkan, bila selama perjalanan terdeteksi suhu di luar batasan yang ditentukan, maka sistem akan mengirim peringatan (alert) ke command center.

Selanjutnya, petugas akan bertindak dengan menghubungi pengemudi yang membawa kendaraan dan memberikan instruksi yang diperlukan.

Selain dashboard IoT, pergerakan vaksin pun dimonitor mulai dari pengiriman vaksin.

Berapa total delivery order (DO), jumlah DO siap kirim, DO dalam perjalanan, DO sudah sampai, dan perbandingan antara DO untuk jalur pemerintah dan jalur mandiri.

Tak hanya itu, bisa terlihat juga peta pengantaran DO, rasio pengiriman DO yang terlambat hingga detail DO seperti no DO, kode tersier, kode sekunder, dan kode vial.

“Informasi yang ditampilkan di command center dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan guna menjamin kualitas dan keamanan vaksin, serta disebarkan sesuai alokasi secara cepat, efektif, dan efisien,” ungkap dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/01/05/10311941/distribusi-vaksin-untuk-sulbar-dan-jabar-pada-5-dan-6-januari-2021

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke