Salin Artikel

Kreatif Kala Pandemi, Pelajar di Sumedang Buat Lampu Hemat Energi

Lampu tersebut mereka beri nama Nesas LED Lamp.

Adang Maulana (17), salah satu siswa mengatakan, produk itu tercipta berkat adanya program Sekolah Pencetak Wiruasaha (SPW). Nesas LED Lamp ia buat bersama lima rekannya.

Kini, produk lampu itu telah berhasil masuk ke pasaran di kawasan Kalimantan.

"Melihat karena banyak sekali (lampu) digunakan oleh masyarakat. Disini kami merakit lampu LED berawal dari pertama menyiapkan produk, dilanjutkan proses merakit, penyolderan, perekatan dan pemberian label," ujar Adang dalam keterangan pers yang diterima media, Rabu (30/12/2020).

Ia menuturkan, hanya membutuhkan waktu sekitar tujuh menit untuk dapat mengproduksi satu buah lampu LED.

Kebutuhan masyarakat terhadap penerangan jadi alasan utama ia membuat lampu.

"Dari awal pembuatan produk sampai pembukusan perkiraan sampai 7 menit. Kami bekerja dengan satu tim berisi lima orang. Bagiannya pertama dibagi dengan lima tugas ketua, bendahara, pemasaran dan produksi. Jadi karena kami terbatas orang, ketua maupun bendahara ikut membuat produk ini," kata dia.

Lampu yang diproduksi pun berbagai varian daya, mulai dari 5 hingga 15 watt dengan harga yang bervariatif.

Pemasaran dilakukan secara daring serta menawarkan kepada teman sekolahnya.

"Karena kami menggunakan daya 5 sampai 15 watt dan dengan kualitas yang bagus dan juga tidak boros. Untuk harga yang 5 watt itu Rp 12.000, 9 watt Rp 15.000, 12 watt Rp 18000, dan 15 watt Rp 20.000," ungkapnya.


Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi mengapresiasi semangat mereka yang masih tetap produktif meski sekolah tatap muka tengah vakum akibat pandemi Covid-19.

Disdik Jabar pun, kata Dedi, ingin mengembangkan SMA dan SMK dengan pola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

"Sebetulnya berawal dari upaya kita di tahun ajaran ke depan bagaimana mengembangkan SMA SMK itu dengan pola BLUD. seperti contoh yang di SMK Sumedang, diberi modal sekitar Rp 10 juta ternyata dari modal yang diberikan kepala sekolah kepada siswa. Tentunya ini bagian dari yang terus kita dorong," kata Dedi.

Dengan hadirnya lampu buatan para pelajar, Dedi berkomitmen agar produk mereka bisa berkolaborasi dengan desa-desa di Jabar yang belum memiliki akses atau layanan penerangan.

Saat ini, lanjut Dedi, terdapat sekitar 16 ribu rumah di pedesaan yang belum dilengkapi dengan penerangan.

"Nah dengan mereka mencipta sebuah lampu LED ini merupakan bukti bahwa ciptaan mereka layak dan laku di pasaran. Ini tentu kita dorong ke depannya, bagaimana siswa SMK bisa berkolaborasi dengan 5.320 desa yang masih redup yang belum ada listrik," jelasnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/12/30/08532631/kreatif-kala-pandemi-pelajar-di-sumedang-buat-lampu-hemat-energi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke