Selain itu, alat ini juga mudah digunakan.
"Pemeliharaannya sangat mudah," ujar salah satu anggota tim pengembang GeNose, Dian Kesumapramudya Nusantara, saat pemaparan secara daring dengan Menristek/BRIN, Senin (28/12/2020).
Dian menyampaikan mesin dapat didekontaminasi dengan menggunakan disinfektan usab.
"Yang penting asal tidak disemprot dengan alkohol. Dibersihkan dengan dekontaminasi swab, bisa dipakai 150 ribu kali tidak turun mesin seperti mobil, cukup diperiksa saja, dan dikalibrasi beberapa komponen," tegasnya.
Menurutnya, GeNose perlu ditempatkan di lingkungan tertentu.
GeNose harus dipastikan berada di ruangan terbuka atau memilik sirkulasi udara yang konsisten mengalir.
Namun, alat ini mampu mendeteksi lingkungan yang cocok untuk ditempatkan.
"Mesin ini cukup pintar untuk bisa memastikan sendiri bahwa lingkungan ini cocok, lingkungan itu tidak cocok. Sehingga lebih mudah untuk dipergunakan," ungkapnya.
Alat yang dikembangkan tim peneliti UGM sejak Maret 2020 ini dapat digunakan mendeteksi Covid-19 melalui embusan napas dengan sangat cepat, hanya butuh waktu sekitar 2 menit.
"Saat deteksi apabila positif disarankan melakukan pengambilan ulang embusan napas kedua dalam waktu 30 menit setelah pengambilan pertama. Jika hasil konsisten positif disarankan melanjutkan pemeriksaan dengan PCR konfirmasi," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, GeNose akhirnya mengantongi izin edar dan siap dipasarkan.
Ketua tim pengembang GeNose, Kuwat Triyana, mengatakan izin edar GeNose dari Kemenkes turun pada Kamis (24/12/2020).
https://regional.kompas.com/read/2020/12/29/11051361/genose-ugm-diklaim-mudah-digunakan-dan-tak-butuh-pemeliharaan-rumit