Salin Artikel

Kisah Pilu Bocah Syafa Idap Kanker Tulang, Hidup dengan Benjolan Sebesar Kepala di Lengan

Saat disambangi di rumahnya, Senin (28/12/2020), Syafa terlihat lemas di tempat tidurnya. Untuk mengisi waktu, gadis kecil lebih banyak menonton video-video di YouTube dengan posisi telentang.

Setelah menderita kanker tulang, kedua kaki dan tangan Syafa mengecil. Hanya terlihat tulang dan kulit pada bagian kaki dan tangan anak perempuan itu.

Namun, di bagian lengan tangan kanannya dijumpai benjolan besar yang melebihi ukuran kepalanya. Sementara kaki kiri terdapat benjolan sebesar bola kasti.

“Waktu lahir kondisi kesehatan Syafa normal dengan berat badan 3,4 kilogram dan panjang 50 cm,” kata Ratna kepada Kompas.com, Senin (28/12/2020).

Gara-gara jatuh terpeleset dan pernah patah ditabrak

Ibu rumah tangga ini menceritakan petaka yang menimpa anaknya itu bermula saat Syafa jatuh terpeleset pertengahan Mei 2020 menjelang lebaran. Saat itu Syafa sementara bermain dengan teman-temannya tiba-tiba jatuh dan tidak bisa berdiri lagi.

“Setelah jatuh itu tangan kanannya muncul benjolan. Lalu saya pijatkan tetapi malah tambah membesar,” kata Ratna.

Ratna memilih memijatkan tangan anaknya itu lantaran sebelumnya Syafa pernah mengalami patah tangan kiri setelah ditabrak orang. Saat itu setelah dipijat, tangan kiri anaknya sembuh.

Khawatir lengan tangan kanan anaknya terus membesar, Ratna berupaya dengan aneka pengobatan namun tidak ada yang manjur.

Ibu tiga anak ini makin bingung setelah wabah corona melanda Indonesia. Pasalnya, kondisi benjolan lengan tangan kanan anak perempuannya itu makin membesar.

“Lebaran kemarin kan corona sudah ada jadi saya bingung mau periksakan anak saya kemana,” ungkap Ratna.

Setelah mendapatkan masukan dari keluarga, Ratna membawa Syafa ke RSUD Soedono Madiun. Di rumah sakit itu, Syafa menjalani rontgen dan diperiksa dibagian ortopedi.

“Dokter yang memeriksa mengatakan kalau anak saya sakitnya bukan sembarang sakit. Dokter itu meyakini anak saya kena tumor tulang,” kata Ratna.


Surabaya zona merah Covid-19, Syafa dirujuk ke Jogja

Hasil pemeriksaan itu mengharuskan Syafa dirujuk perawatannya di RSUD dr. Sardjito Yogyakarta. Pilihan di rumah sakit milik Pemprov Yogyakarta itu lantaran ada bangsal khusus penanganan anak-anak yang terkena kanker.

Tak hanya itu, anak perempuannya tidak dirujuk di RSU di Surabaya karena saat itu ibu kota Jawa Timur sementara masuk zona merah Covid-19.

Agar tidak mengeluarkan biaya tinggi, Ratna diminta mengurus kartu BPJS untuk Syafa. Berbekal kartu BPJS, Ratna membawa anaknya dengan mobil rental menuju RSUD dr. Sarjito Yogyakarta awal Agustus 2020.

Hasil awal pemeriksaan darah, USG dan biopsi pertama belum ditemukan keganasan kanker pada tubuh Syafa.

Namun setelah diambil sampel kedua, ternyata kanker tulang Syafa sudah masuk stadium tiga menuju empat.

Kanker sudah menyebar ke paru-paru

Mendapatkan khabar itu, Ratna lemas dan pucat. Apalagi disampaikan dokter, kanker Syafa sudah menyebar ke bagian paru-paru.

Kondisi itu menjadikan tim dokter tidak berani mengamputasi lengan Syafa. Bila nekat diamputasi maka resikonya sangat besar sekali.

Satu-satunya cara untuk mencegah penyebaran kanker lebih meluas, Syafa harus menjalani kemoterapi. Pengobatan kemoterapi pertama dan kedua berjalan lancar.

Namun saat menjalani pengobatan kemoterapi ketiga, Syafa mengalami muntah darah dan demam yang hebat hingga menjadikan kondisi kesehatannya kritis.

Gadis kecil berumur lima tahun ini juga menderita sariawan yang akut.

“Darah yang keluar banyak sekali. Dokter sampaikan harus siap menerima bila anak saya sudah tidak kuat lagi,” jelas Ratna.

Diminta cari donor darah

Ditengah kondisi kesehatan anaknya yang kritis, Ratna diminta mencari donor darah yang akan ditranfusikan ke tubuh Syafa sebanyak 12 kantong.

Setelah menjalani transfusi darah, Syafa berangsur-angsur melewati masa kritisnya tepati di hari ulang tahunnya yang ke 5 yakni 13 September 2020.

Usai menjalani tiga kali kemoterapi, kata Ratna, badan Syafa menghitam dan rambutnya rontok. Bekas kulit pada tangan yang diambil untuk pengetesan kanker sekarang tampak seperti melepuh dan mengeluarkan cairan.

Radio terapi sudah dilakukan untuk menghentikan keluarnya cairan di tangan. Namun upaya itu gagal. Sampai saat ini cairan masih keluar terus dari tangan Syafa.


Harus jalani perawatan di rumah

Saat ini Syafa menjalani perawatan di rumah setelah RSUD dr. Sarjito menangani banyak pasien Covid-19. Saban harinya, Syafa dijaga dan tidur di rumah kakeknya bernama Totok Sujito (65).

“Hampir tiga bulan saya tidak pulang ke Madiun karena menjaga Syafa di rumah sakit,” kata Ratna.

Ratna pun sampai keluar dari pekerjaannya di sebuah perusahaan minuman suplemen untuk menjaga dan merawat sang buah hatinya.

Meski tinggal terpisah rumah dengan Syafa, setiap hari Ratna menengok dan mengganti perban dan pampers anak perempuannya itu.

Ibu tiga anak ini berharap Syafa bisa sembuh dan dapat kembali bermain ceria seperti anak-anak seusianya.

Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, Ratna kini hanya mengandalkan penghasilan suaminya yang bekerja sebagai sopir. Ratna merasa bersyukur ditengah musibah yang dialaminya, ada beberapa pihak yang peduli membantu pengobatan Syafa.

Sering merintih sakit malam hari

Sementara itu Totok Sujito mengatakan acapkalai setiap malam Syafa merintih kesakitan. Kondisi itu menjadikannya tidak bisa tidur.

Totok baru bisa tidur setelah cucunya itu tertidur pulas setelah azan Subuh. "Saya baru bisa tidur setelah Subuh. Saat malam tiba, Syafa tidak bisa tidur,” kata Totok.

Untuk asupan makan, Totok mengatakan Syafa lahap setiap menyantap makanan. Bahkan dalam sehari Syafa bisa empat hingga lima makan. Selain itu, konsumsi susunya juga tinggi.

Meski banyak makannya, tubuh Syafa makin mengurus. Ia menduga asupan makanan yang masuk ke tubuh cucunya itu habis dimakan penyakitnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/12/29/07360901/kisah-pilu-bocah-syafa-idap-kanker-tulang-hidup-dengan-benjolan-sebesar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke