Salin Artikel

Fakta 5 Siswa SMP Dikeluarkan dari Sekolah, Berawal dari Video Tiktok

KOMPAS.com - Rekaman video TikTok yang dibuat lima orang siswa kelas 1 SMP di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, berbuntut panjang.

Pihak sekolah yang mengetahui video itu tidak menoleransi ulah yang mereka lakukan dan langsung mengeluarkannya.

Pasalnya, dalam video itu mereka dianggap sudah berlaku kelewatan karena telah menginjak-injak rapor yang diberikan.

Adapun alasan siswa melakukan tindakan itu karena mengaku kecewa, sebab nilainya anjlok ketika proses belajar mengajar secara daring dilakukan.

Penjelasan pihak sekolah

Kepala Sekolah SMP korban, Kasri saat dikonfirmasi membenarkan informasi tersebut.

Alasannya, karena ulah yang mereka lakukan dianggap telah melanggar aturan sekolah.

"Kami tidak memecat, tetapi meminta mereka mencari sekolah lain, tidak di sekolah ini, karena tindakan mereka telah melanggar aturan sekolah. Melebihi skor pelanggaran 75 poin," kata Kasri saat dihubungi, Selasa (22/12/2020).

Keputusan untuk mengeluarkan lima orang siswanya itu, kata dia, juga sudah mendapat persetujuan dari rapat dewan guru.

"Itu adalah aturan atau regulasi sekolah. Bukan aturan saya pribadi, tapi aturan yang disepakati bersama oleh semua pihak melalui dewan guru, " kata Kasri.

Orangtua menyesalkan keputusan sekolah

Ibu salah satu siswa yang dikeluarkan, Baiq Raehan (38) menyesalkan keputusan dari pihak sekolah.

Meski dirinya mengakui anaknya bersalah dalam kasus tersebut, namun semestinya pihak sekolah dapat memberikan teguran atau peringatan terlebih dulu sebelum mengeluarkan.

Terlebih lagi, mereka masih anak-anak yang perlu mendapatkan pendidikan dan arahan dari sekolah serta orangtua.

"Anak saya menangis, tidak mau makan. Kaget dia, gara-gara TikTok dia dikeluarkan dari sekolah, kami juga orangtua kaget, bagaimana ini? bisakah anak sekolah lagi?" keluhnya.

Hal sama juga disampaikan Anun (37), Ibu dari siswa lain yang dikeluarkan.

Menurutnya, anaknya saat ini tak berhenti menangis dan merasa tertekan setelah mengetahui hukuman dari pihak sekolah tersebut.

"Kenapa kesalahan anak saya ini, dia itu korban HP. Mestinya dinasihati dulu baru dikeluarkan. Apa tidak ada kebijakan lain? " kata Anun.

Alasan membuat video TikTok

Salah seorang siswa yang dikeluarkan itu mengaku menyesal atas perbuatan yang dilakukan.

Menurutnya, video TikTok itu dibuat bersama teman-temannya karena merasa kesal mengetahui nilainya turun setelah pembelajaran daring berlangsung.

Namun demikian, dirinya tidak paham jika perbuatan yang dilakukan itu bakal berbuntut panjang hingga harus dikeluarkan dari sekolah.

"Saya sedih, ingin sekolah di sana lagi. Kami menyesal, kami salah. Waktu itu kami kecewa dengan nilai yang tidak memuaskan, kami menyesal, kami salah," katanya.

Penulis : Kontributor Kompas TV Mataram, Fitri Rachmawati | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief

https://regional.kompas.com/read/2020/12/22/16294361/fakta-5-siswa-smp-dikeluarkan-dari-sekolah-berawal-dari-video-tiktok

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke