Salin Artikel

Demo Tolak Pilkada Tasikmalaya Ricuh Lagi, Polisi dan Pedemo Luka-luka....

Seorang petugas Kepolisian terpaksa dilarikan ke rumah sakit dan beberapa polisi serta pedemo lainnya mengalami luka-luka.

Kericuhan bermula saat ratusan pendemo menolak hasil Pilkada Tasikmalaya yang menduga banyak kecurangan dan kejanggalan saat proses penghitungan suara oleh KPU.

Minta KPU tunda rekapitulasi

Pedemo merupakan kelompok masyarakat pendukung pasangan nomor 4 Iwan Saputra-Iip Miftahul Paos, yang datang berbondong-bondong ke kantor KPU akibat kecewa laporan pelanggarannya tak digubris.

Mereka menuntut KPU untuk menunda proses rekapitulasi dan mencabut hasil rapat pleno yang dilakukan KPU karena dinilai banyak kejanggalan.

Ratusan pedemo juga meminta Bawaslu untuk menindaklanjuti laporan-laporan yang dinilai sebuah pelanggaran.

Saat para pedemo memaksa merangsek masuk diadang oleh anggota huru-hara Sabhara Polres Tasikmalaya dibantu anggota Brimob Polda Jabar.

Saling pukul dan lempar batu

Bentrokan saling pukul dan lempar batu antara pedemo dan petugas Kepolisian pun terjadi sampai beberapa petugas Kepolisian dan pedemo mengalami luka-luka di kepala.

Salah seorang koordintaor aksi, Oos Bashor menyesalkan atas tindakan polisi, karena kedatangannya tidak ada urusan dengan kepolisian.

Pihaknya hanya ingin menemui KPU dan Bawaslu untuk meminta keadilan karena proses Pilkada dinilai banyak kejanggalan.

"Sangat menyesalkan sikap Kepolisian terhadap kami. Padahal kami hanya ingin menemui KPU dan Bawaslu minta keadilan," ujar Oos.


Belum ada tanggapan Bawaslu

Sementara itu, Korlap aksi, Junen Hudaya mengatakan, pihaknya meminta Bawaslu untuk menindak lanjuti pelaporan-pelaporan yang sudah disampaikan, namun hingga saat ini belum menerima tanggapan.

Selain itu, pihaknya meminta KPU untuk membatalkan hasil pleno yang ditetapkan Rabu dini hari tadi.

"Kami masyarakat yang sangat kecewa, KPU menetapkan hasil pleno tersebut pada dini hari. Sehingga memunculkan kecurigaan dan adanya tak transparan," tambah Junen.

Padahal, pihaknya berhadap sebelum dilakukan pleno, pihak Bawaslu menindaklanjuti terlebih dahulu pelaporan-pelaporan yang telah disampaikan.

Pelaporan tersebut seperti ASN yang tidak netral dan berpihak kepada pasangan calon petahana.

"Tadi perwakilan para pimpinan aksi masuk ke dalam untuk bertemu Bawaslu. Hasilnya, bahwa Bawaslu akan membentuk tim untuk melakukan investigasi," kata dia.

Kapolres: bentrokan akibat kesalahpahaman

Sementara itu, Kepala Polres Tasikmalaya AKBP Hendria Lesmana, mengaku kejadian bentrokan tersebut akibat adanya kesalahpahaman.

Kejadian tak berlangsung lama dan membenarkan ada anggotanya yang terluka akibat kejadian itu.

"Tadi sebentar karena ada kesalahpahaman saja. Iya, ada anggota kami terluka. Ini hanya kesalahpahaman saja," singkat dia saat dimintai keterangan wartawan di lokasi kejadian.

Sampai berita ini diturunkan, aksi unjukrasa maaih berlangsung dan mendapatkan penjagaan ketat anggota Kepolisian.

Bahkan, satu unit mobil pengurai massa Water Canon pun diterjunkan ke lokasi untuk membubarkan massa.

Tapi, massa unjukrasa masih bertahan di lokasi dan berjanji akan tetap bertahan dan melakukan aksi unjukrasa besar-besaran untuk menuntut keadilan demokrasi dalam pelaksanaan Pilkada Tasikmalaya.

https://regional.kompas.com/read/2020/12/16/15573741/demo-tolak-pilkada-tasikmalaya-ricuh-lagi-polisi-dan-pedemo-luka-luka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke