Salin Artikel

Putra Pertama Lumpuh 8 Tahun Tanpa Sebab, Tiba-tiba Anak Kedua Juga Tak Bisa Berjalan

Putra sulungnya, Dominggus Japa Loka (17) terbaring lemas di depan sang ibu.

Dominggus sudah delapan tahun tidak bisa berjalan. Bahkan untuk duduk saja, dia harus dibantu oleh Regina.

Melalui penerjemah Bahasa Indonesia bernama Lukas Loghe Kaka (27), Regina mengisahkan, Dominggus sudah mulai sakit sejak umur 10 tahun. Saat itu, Dominggus masih kelas 2 SD.

"Pertama kali dulu dia jatuh dari sepeda, waktu dia sudah umur 10 tahun," ungkap Regina saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Minggu (6/12/2020).

Dominggus tidak mengalami cedera setelah kejadian tersebut. Namun, beberapa bulan setelahnya, remaja tersebut merasakan gatal di kedua telapak kaki selama tiga bulan.

Setelah mengalami gatal, tiba-tiba Dominggus tidak bisa berjalan hingga saat ini.

Hal itu juga membuat tubuh Dominggus sangat kurus seperti tinggal kulit pembungkus tulang.

"Pernah bawa ke rumah sakit di Weetabula, tapi tidak ada pemeriksaan," kata Regina.

Setelah itu, Dominggus tidak pernah dibawa ke puskemas ataupun rumah sakit. Oleh karena itu, hingga kini tidak ada diagnosis dari otoritas medis terkait penyakit yang dialami Dominggus.

Selama delapan tahun, Dominggus hanya terbaring di rumahnya. Hal itu yang menyebabkan ia tidak melanjutkan pendidikan.

Sementara Regina sendirian merawat anaknya itu. Regina ditinggalkan suami tujuh tahun lalu.

Setiap hari, Regina harus membagi waktu untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidup dan mengurusi Dominggus yang tak berdaya.

Untuk bisa bertahan hidup, Regina bekerja di kebun dan menenun kain. Selain itu, dia juga beternak ayam meskipun dalam jumlah yang kecil.

"Selama ini kerja di kebun, urus adik (Dominggus) ini, terus tenun, pelihara ayam," papar Regina.

Anak kedua lumpuh

Selain mengurus Dominggus, Regina juga harus mengurusi anak keduanya yang sudah kelas 4 SD. 


Anak kedua Regina, Ferdianus Bali Mema (10) juga mengalami lumpuh sejak tiga bulan lalu.

Ferdianus mengalami hal itu tanpa diketahui penyebab dan gejalanya.

"Tiba-tiba saja dia tidak bisa jalan begitu," ujar Regina.

Ferdianus masih dirawat di Rumah Sakit Karitas Weetabula, Sumba Barat Daya.

Rumah reyot

Regina dan anak-anaknya tinggal di gubuk reyot dari bambu dan beratapkan alang. Luas gubuk itu sekitar 4x5 meter.

Rumah tersebut nyaris tidak memiliki dinding. Adapun dua lembar gedek dan beberapa lembar papan berukuran kecil yang sudah lapuk ditempel menjadi dinding darurat.

Regina dan kedua anaknya hanya tidur beralaskan bambu dengan kelambu insektisida. Hal itu membuat mereka merasakan kedinginan pada malam hari.

Sejauh ini, bantuan sosial (bansos) reguler dari pemerintah yang diterima Regina dan kedua anaknya adalah Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Regina juga mendapatkan bantuan dana jaminan pengaman sosial (JPS) dari pemerintah selama masa pandemi Covid-19.

Saat ini, Regina membutuhkan rumah layak huni dan biaya pengobatan bagi kedua anaknya.

https://regional.kompas.com/read/2020/12/11/06000061/putra-pertama-lumpuh-8-tahun-tanpa-sebab-tiba-tiba-anak-kedua-juga-tak-bisa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke