Salin Artikel

Kisah-kisah Pilu Selama Pilkada, Anggota Brimob Dipanah dan Calon Bupati Meninggal di Hari Pencoblosan

Di Mamberamo Raya, Papua, seorang anggota Brimob dipanah ketika mengamankan Pilkada.

Ada pula calon bupati dan pemilih yang meninggal dunia di hari pencoblosan.

Saat itu pasukan kepolisian mendapatkan informasi ada seorang warga berinisial SM membuat keributan di TPS.

Polisi yang mendatangi lokasi justru diserang oleh sekelompok massa menggunakan panah, parang dan tombak.

"Ya benar, ada insiden di Mamberamo Raya, satu anggota terkena anak panah," ujar Matius di Keerom, Rabu (9/12/2020).

Tak hanya menyerang, massa juga mengambil kotak suara yang telah dicoblos.

"Penyerangan tersebut dipicu oleh pelaku yang dalam pengaruh minuman keras dan membuat keributan di TPS 01," kata dia.

Anggota Brimob yang terkena panah itu kemudian dilarikan ke RSUD Kawera.

2. Calon bupati meninggal di hari pencoblosan

Seorang calon bupati Barru, Malkan Amin meninggal dunia di hari pencoblosan, Rabu (9/12/2020).

Ia mengembuskan napas terakhir di usia 72 tahun di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar.

Menurut Direktur RSUP Wahidin Sudirohusodo Khalik Saleh, Malkan sempat dinyatakan positif Covid-19.

Malkan dirujuk ke RSUP Wahidin Sudirohusodo dalam keadaan yang telah memburuk.

"Pasien meninggal dunia tadi pagi sekitar pukul 10.30 Wita. Meninggal saat mendapatkan perawatan medis," kata Khalik.

Di tahun 2020, Malkan maju dalam Pilkada bersama pasangannya Andi Salahuddin Rum.

Bernomor urut 3, pasangan Malkan-Andi diusung Partai Golkar dan Gerindra.

Adapun, pasangan nomor urut 1, Mudassir Hasri Gani dan Aksah Kasim, diusung PKB dan PPP.

Kemudian pasangan nomor urut 2, Suardi Saleh dan Aska Mappe, diusung Partai NasDem, PDI-P, PKS, dan Partai Demokrat.

Saat itu sang kakek bersama cucunya datang ke TPS pukul 09.00 WIB.

Saat hendak pulang, tiba-tiba kakek itu terjatuh dan tidak sadarkan diri.

"Saat dicek oleh petugas medis yang datang ke lokasi, korban sudah meninggal dunia," ujar Kasubbag Humas Polres Kebumen Iptu Sugiyanto.

Sugiyanto mendapatkan informasi dari keluarga bahwa MS memang menjalani rawat jalan karena sakit jantung.

Musdin saat itu sedang antre untuk mendapat giliran mencoblos pukul 07.30 Wita, Rabu (9/12/2020).

Dia tiba-tiba jatuh telungkup, pingsan dan dinyatakan meninggal dunia.

“Saksi melihat korban mencuci tangan, dan dicek suhu tubuh oleh petugas KPPS, sesuai protokol kesehatan sebelum memasuki area TPS. Kemudian korban duduk di kursi antrean sesuai arahan petugas KPPS, setelah beberapa saat korban duduk di kursi antrean tiba-tiba korban terjatuh dan pingsan kemudian dinyatakan meninggal dunia, sehingga korban diangkat ke dalam rumah salah satu warga sekitar,” kata Faisal seperti dilansir dari Antara.

Dokter dan Satgas Covid-19 belum mengetahui penyebab kematian Musdin, namun disebutkan bahwa tidak ada gejala Covid-19 pada korban.

Pria bernama Suwardi (40) ini mengalami pendarahan pada bagian kepala.

Saat ditemukan warga, kondisi Suwardi tidak mampu menggerakkan tubuh dan mengeluarkan muntahan sehingga segera dibawa ke puskesmas terdekat.

Ketua Komisioner Bawaslu Nunukan Mochammad Yusran mengatakan Suwardi saat itu hendak melaporkan hasil pengawasan ke Panwascam.

Suwardi masih terbaring lemah dan dirawat di RSUD Nunukan.

"Jadi sejak kemarin malam tugas pengawasan, memang kelelahan dan agak sakit infonya, jadi mereka sebagai ujung tombak pemilu ini, akan kami beri perhatian ekstra," katanya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Ahmad Zulfiqor, Fadlan Mukhtar Zain, Dhias Suwandi, Hendra Cipto | Editor: Khairina, Dheri Agriesta, Teuku Muhammad Valdy), Antara

https://regional.kompas.com/read/2020/12/10/09511201/kisah-kisah-pilu-selama-pilkada-anggota-brimob-dipanah-dan-calon-bupati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke