Salin Artikel

Pemerintah Desa Blokade 5 Rumah Pasien Positif Covid-19 Pakai Bambu, Ini Penjelasan Kades

Sekeliling rumah yang ada di satu lingkungan ini ditutup sepenuhnya, sehingga tak ada orang luar yang bisa masuk.

Para penghuni rumah juga diharapkan tak keluar melewati blokade yang dipasang.

Kepala Desa Tunggulsari Didik Girnoto Yekti mengatakan, langkah itu diambil untuk mencegah penyebaran Covid-19.

"Empat hari yang lalu kami menutup jalan masuk. Karena saat itu masih dalam proses pelacakan," kata Kepala Desa Tunggulsari, Didik Girnoto Yekti seperti dikutip dari Surya.co.id, Senin (30/11/2020).

Menurut Didik, blokade terhadap lima rumah itu dilakukan sembari menunggu hasil tes usap terhadap keluarga dari pasien terkonfirmasi positif Covid-19 itu.

Setelah hasil tes keluar, blokade jalan bakal dibuka. Blokade hanya dipasang di lingkungan tempat para pasien terkonfirmasi.

Selama penutupan akses masuk lima rumah itu, Pemerintah Desa Tunggulsari membantu kebutuhan sehari-hari warga tersebut.

"Kami membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari. Jadi kami belanjakan, nanti diambil oleh keluarga ini," jelas Didik.

5 warga positif Covid-19

Didik menjelaskan, ada lima warga terkonfirmasi positif Covid-19 di Desa Tunggulsari.


Sebanyak tiga orang menjalani karantina mandiri di Rusunawa IAIN Tulungagung, seorang pasien dirawa di RSUD dr Iskak, dan seorang warga menjalani karantina mandiri.

Isolasi mandiri dilakukan karena pasien tersebut sudah tua dan perlu dirawat keluarga.

"Dikhawatirkan jika di tempat karantina, nanti malah tidak ada yang merawat. Akhirnya tetap isolasi mandiri dengan pengawasan," ujar Didik.

20 warga tes swab

Berdasarkan tracing yang dilakukan Pemkab Tulungagung, terdapat 20 warga yang diduga melakukan kontak dengan lima pasien positif Covid-19 itu.

Mereka pun menjalani rangkaian tes Covid-19, seperti tes cepat dan usap.

Klaster ini bermula ketika seorang warga yang meninggal mendadak dengan gejala sesak napas pada Selasa (24/11/2020). Warga curiga dengan kondisi itu.

Sebanyak enam orang yang melakukan kontak erat dengan warga menjalani rapid test pada keesokan harinya.

Empat di antaranya dinyatakan reaktif. Mereka lalu menjalani tes usap dan dinyatakan positif Covid-19.

Pelacakan lebih lanjut menemukan satu pasien lainnya terkonfirmasi Covid-19.


Satu pasien yang menjalani isolasi mandiri, diusulkan untuk dibawa ke tempat karantina.

"Kami usulkan untuk dievakuasi saja ke tempat karantina. Tapi terserah nanti hasil evaluasi gugus tugas, jika memang tidak memungkinkan isolasi mandiri saja agar bisa dirawat keluarganya," tegas Didik.

Total ada empat keluarga yang terkonfirmasi dan kontak dengan pasien.

Meski warga yang kontak sudah dinyatakan negatif, mereka diminta isolasi mandiri sampai selesai masa inkubasi virus.

Jika masa inkubasi sudah lewat dan tidak ada tambahan pasien baru, maka blokade akan dibuka.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul 5 Rumah Warga Positif COVID-19 Diblokade Bambu, Ini Alasan Pihak Desa Tunggulsari Tulungagung

https://regional.kompas.com/read/2020/11/30/18092461/pemerintah-desa-blokade-5-rumah-pasien-positif-covid-19-pakai-bambu-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke