Salin Artikel

Nelayan Jatigede Tolak Penertiban KJA, 1.000 Warga Terancam Menganggur

Rencananya, penertiban KJA dilaksanakan Satpol PP Sumedang dibantu unsur TNI/Polri pada Sabtu (28/11/2020) besok.

Ketua Aliansi Masyarakat Waduk Jatigede (AMWJ) Mahmudin mengatakan, menolak adanya rencana penertiban KJA tersebut dan meminta pemerintah mengkaji ulang rencana penertiban tersebut.

Penolakan terhadap rencana penertiban KJA ini, kata Mahmudin, merupakan aspirasi dari warga dampak Waduk Jatigede.

Meliputi wilayah Kecamatan Darmaraja, Wado, Jatigede, Jatinunggal, dan Cisitu, yang kini beraktivitas budidaya ikan KJA.

"Ada 1.000 warga (terdampak Jatigede) yang kini mengandalkan pendapatan dari budidaya KJA. Kalau KJA ditertibkan, ini tentunya akan memutus pendapatan ekonomi kami yang berusaha di KJA," ujar Mahmudin kepada Kompas.com di Kecamatan Darmaraja, Jumat (27/11/2020).

Mahmudin menuturkan, reaksi nelayan KJA ini berawal dari beredarnya surat dari Satpol PP Sumedang terkait rencana penertiban KJA di wilayah perairan Waduk Jatigede.

Mahmudin menyebutkan, melalui AMWJ, nelayan KJA juga telah berupaya melayangkan surat keberatan terkait penertiban KJA ini kepada bupati Sumedang sebanyak dua kali, tapi tidak direspons.

Selain itu, kata Mahmudin, pihaknya juga telah melakukan langkah persuasif dengan menemui sejumlah unsur terkait.

Seperti pemerintah kecamatan hingga DPRD Sumedang untuk bisa memberikan kebijakan bagi para pelaku KJA.

Mahmudin mengatakan, Pemkab Sumedang diharapkan dapat mempertimbangkan aspirasi nelayan KJA ini.

"Kami mengusulkan kepada pemerintah daerah agar di perairan Waduk Jatigede dibuatkan zonasi atau tempat bagi usaha yang melegalisasi keberadaan KJA," sebut Mahmudin.

Di tempat yang sama, salah seorang nelayan KJA asal Kecamatan Jatigede Lupi Ramli Hidayat mengatakan, dari budidaya KJA ini, banyak warga terdampak Waduk Jatigede yang bisa bertahan hidup dari usaha KJA ini.

Sehingga, kata Ramli, jika KJA ditertibkan, warga harus kembali mencari mata pencaharian lain untuk kelangsungan perekonomian.

Ramli menuturkan, kelangsungan hidup dan perekonomian warga terdampak Waduk Jatigede ini yang harus dipertimbangkan Pemkab Sumedang.

Terlebih, kata Ramli, saat ini, tidak mudah bagi warga terdampak Waduk Jatigede untuk menggerakkan roda perekonomian di masa Pandemi Covid-19 ini.

"Dulu kami petani, lalu lahan sawah kami hilang karena dibangun waduk. Setelah itu kami harus alih profesi menjadi nelayan atau usaha lain di sekitar waduk. Lalu sekarang, ketika kami sudah bisa berusaha di KJA, ini juga malah akan ditertibkan, lantas kami mau usaha apa lagi. Tolong ini diperhatikan," ujar Ramli.

Sementara itu, Kepala Satpol PP, Damkar, dan Linmas Kabupaten Sumedang Bambang Rianto memastikan penertiban akan tetap dilaksanakan esok hari, Sabtu.

"Jam 8 pagi, kami akan apel bersama dan mulai bergerak sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing," ujar Bambang.

Bambang menambahkan, jika saat penertiban terjadi penolakan hingga pengadangan, dan terjadi perbuatan anarkistis, maka aparat kepolisian akan turun untuk menanganinya.

"Kami sudah koordinasi dengan pihak kepolisian, jika ada perbuatan atau tindakan menghalang-halangi petugas makan pihak kepolisian akan melakukan tindakan secara tegas dan terukur," kata Bambang.

https://regional.kompas.com/read/2020/11/27/12250251/nelayan-jatigede-tolak-penertiban-kja-1000-warga-terancam-menganggur

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke